Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Warga DKI Jakarta Belum Siap Masuki Era New Normal, Ini Alasannya

Kompas.com - 05/07/2020, 14:11 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar ilmu sosial dari Social Resilience Lab Nanyang Technological University Singapura Sulfkar Amir mengatakan DKI Jakarta saat ini belum siap untuk menuju kenormalan baru atau new normal.

Sulfikar mengatakan alasan utama ketidaksiapan tersebut adalah indeks persepsi risiko masyarakat Jakarta yang masih rendah terhadap pandemi Covid-19 tersebut.

"Secara keseluruhan, warga DKI belum siap untuk memasuki era new normal, setidaknya sampai tingkat persepsi risiko cukup tinggi (di angka lebih dari 4)," ujar Sulfikar dalam seminar webinar, Minggu (5/7/2020).

Baca juga: Awasi Pasar, ASN DKI Harus Pastikan Masyarakat Patuhi Protokol Pencegahan Covid-19

Hasil survei indeks persepsi risiko yang diluncurkan oleh Laporcovid19.org bersama NTU Singapura sendiri menggunakan tolak ukur penerimaan warga Jakarta terhadap fenomena Covid-19.

Adapun dalam survei tersebut ditetapkan 6 variabel yang menjadi ukuran indeks persepsi risiko di daerah DKI Jakarta, diantarnya variabel ekonomi, persepsi risiko, pengetahuan, informasi, sosial kolektif, dan proteksi diri.

Sulfikar mengatakan, saat ini indeks persepsi risiko di masyarakat Jakarta hanya di angka 3,30 atau di dalam indikator kurang siap.

Ada beragam faktor yang membuat indeks persepsi risiko tersebut masih rendah dan yang paling tinggi adalah dampak ekonomi yang signifikan.

"Dampak ekonomi yang signifikan memengaruhi rendahnya persepsi risiko secara umum," kata dia.

Selain itu, ada faktor informasi mengenai Covid-19 yang tidak sampai ke masyarakat membuat masyarakat belum paham mengenai persepsi risiko yang dibawa Covid-19.

Baca juga: Fraksi PSI Kritik Pengerahan Ribuan ASN ke Pasar, Anggap Itu Kebijakan Berisiko Tinggi

Akibatnya persepsi risiko terhadap Covid-19 rendah dengan 2.48 saja, dari survei yang dilakukan, sebagian besar responden percaya kemungkinan tertular Covid-19 sangat kecil.

"Sedangkan perilaku menjaga diri DKI Jakarta atau self protection cukup baik dengan variabel menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," kata Sulfikar.

Skala 1 sampai 5, perilaku menjaga diri masyarakat Jakarta sudah di angka 4,29.

Hasil tersebut merupakan hasil survei dari Social Resilience Lab NTU dan Laporcovid19.org dengan 154.471 responden valid di DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com