JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar ilmu sosial dari Social Resilience Lab Nanyang Technological University Singapura Sulfkar Amir mengatakan DKI Jakarta saat ini belum siap untuk menuju kenormalan baru atau new normal.
Sulfikar mengatakan alasan utama ketidaksiapan tersebut adalah indeks persepsi risiko masyarakat Jakarta yang masih rendah terhadap pandemi Covid-19 tersebut.
"Secara keseluruhan, warga DKI belum siap untuk memasuki era new normal, setidaknya sampai tingkat persepsi risiko cukup tinggi (di angka lebih dari 4)," ujar Sulfikar dalam seminar webinar, Minggu (5/7/2020).
Baca juga: Awasi Pasar, ASN DKI Harus Pastikan Masyarakat Patuhi Protokol Pencegahan Covid-19
Hasil survei indeks persepsi risiko yang diluncurkan oleh Laporcovid19.org bersama NTU Singapura sendiri menggunakan tolak ukur penerimaan warga Jakarta terhadap fenomena Covid-19.
Adapun dalam survei tersebut ditetapkan 6 variabel yang menjadi ukuran indeks persepsi risiko di daerah DKI Jakarta, diantarnya variabel ekonomi, persepsi risiko, pengetahuan, informasi, sosial kolektif, dan proteksi diri.
Sulfikar mengatakan, saat ini indeks persepsi risiko di masyarakat Jakarta hanya di angka 3,30 atau di dalam indikator kurang siap.
Ada beragam faktor yang membuat indeks persepsi risiko tersebut masih rendah dan yang paling tinggi adalah dampak ekonomi yang signifikan.
"Dampak ekonomi yang signifikan memengaruhi rendahnya persepsi risiko secara umum," kata dia.
Selain itu, ada faktor informasi mengenai Covid-19 yang tidak sampai ke masyarakat membuat masyarakat belum paham mengenai persepsi risiko yang dibawa Covid-19.
Baca juga: Fraksi PSI Kritik Pengerahan Ribuan ASN ke Pasar, Anggap Itu Kebijakan Berisiko Tinggi
Akibatnya persepsi risiko terhadap Covid-19 rendah dengan 2.48 saja, dari survei yang dilakukan, sebagian besar responden percaya kemungkinan tertular Covid-19 sangat kecil.
"Sedangkan perilaku menjaga diri DKI Jakarta atau self protection cukup baik dengan variabel menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," kata Sulfikar.
Skala 1 sampai 5, perilaku menjaga diri masyarakat Jakarta sudah di angka 4,29.
Hasil tersebut merupakan hasil survei dari Social Resilience Lab NTU dan Laporcovid19.org dengan 154.471 responden valid di DKI Jakarta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.