JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar sosiolog bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura Sulfikar Amir mengatakan, hasil survei yang dilakukan NTU bersama organisasi Lawan Covid-19 menunjukan 16 persen warga DKI Jakarta rela tertular Covid-19 demi faktor ekonomi.
"Ada 11 persen (rela), 4 persen sangat rela," ujar Sulfikar dalam webinar, Minggu (5/7/2020).
Sulfikar mengatakan, sisanya sebanyak 23 persen menyatakan mungkin rela tertular Covid-19 agar penghasilan mereka tidak terganggu.
Sementara sisanya 37 persen tidak rela dan 27 persen sangat tidak rela.
Baca juga: Survei: 77 Persen Warga Jakarta Percaya Diri Tak Akan Tertular Covid-19
Begitu juga dari indikator pertanyaan mana yang lebih penting antara kesehatan dan ekonomi. Sebanyak 81 persen responden menyatakan keduanya sama-sama penting.
Namun ada 16 persen dari responden mengatakan lebih penting ekonomi daripada kesehatan.
"Yang perlu kita garis bawahi di sini ada 16 persen responden menganggap faktor ekonomi lebih penting dan jauh lebih penting," tutur Sulfikar.
Kelompok rela tertular ini, kata Sulfikar, harus menjadi perhatian oleh pemerintah DKI Jakarta.
Pasalnya, kelompok tersebut kemungkinan besar akan menjadi penyebar Covid-19 yang aktif karena persepsi kebutuhan ekonomi jauh lebih besar daripada kebutuhan akan kesehatan.
Baca juga: Survei: Warga Jakarta Minim Akses Situs Pemerintah untuk Dapat Info Covid-19
Pemerintah, lanjut Sulfikar, diharapkan bisa memperhatikan kesejahteraan ekonomi mereka yang rela tertular Covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.