Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Jangan Mimpi Pandemi Covid-19 Akan Selesai Tahun Ini

Kompas.com - 09/07/2020, 13:18 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, pandemi Covid-19 di Indonesia tidak akan selesai dalam waktu dekat.

Menurut dia, pandemi Covid-19 masih akan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan.

Dia memprediksi, hingga Desember nanti, gelombang pertama pandemi Covid-19 belum selesai.

"Pandemi ini masih panjang, (bisa) dua, tiga, empat tahun, atau mungkin sampai lima tahun. Jadi jangan mimpi bahwa pandemi akan selesai tahun ini karena masalahnya susah sekali," ujar Pandu dalam webinar 'Urgensi Penanganan Permukiman Padat Penduduk Menghadapi Pandemi Covid-19', Kamis (9/7/2020).

Baca juga: Bertambah 344 Kasus Covid-19 di Jakarta, Lonjakan Tertinggi Sejak Kasus Perdana

Pandu menilai, pemerintah tidak serius menangani pandemi Covid-19.

Banyak pemerintah daerah yang tidak melakukan pemeriksaan Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) karena tidak ingin daerahnya berstatus zona merah.

"Jadi jangan mimpi untuk bisa mengakhiri pandemi ini selesai dengan cepat karena memang kita tidak serius sama sekali menangani pandemi," kata dia.

Baca juga: Masih Ada Empat Zona Merah Covid-19 di Jakarta Barat

Jika ingin mempercepat penanganan Covid-19, Pandu berujar, pemerintah harus benar-benar aktif melacak kasus (tracing), melakukan tes PCR, dan mengisolasi pasien positif Covid-19.

Tempat isolasi pasien pun harus berlokasi agak jauh dari permukiman agar tidak berpotensi menularkan virus kepada orang lain.

Langkah lainnya, pemerintah juga harus memastikan masyarakat disiplin melaksanakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

"Kalau ada perbaikan (penanganan Covid-19), melakukan 3M, isolasi yang benar, lacak yang benar, tes yang benar, bukan dengan rapid test, tapi dengan tes PCR, maka kita akan cepat melandaikan," ucap Pandu.

Baca juga: Update 8 Juli: Kasus Covid-19 di Jakarta Tambah 344, 54 di Antaranya WNI yang Pulang dari Luar Negeri

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Suharti menyatakan, Pemprov DKI sudah banyak melakukan tes PCR melalui kegiatan active case finding.

Tes PCR itu utamanya dilakukan di wilayah-wilayah rawan penularan Covid-19.

Pasien-pasien positif Covid-19 yang ditemukan melalui active case finding kemudian langsung diisolasi.

"(Active case finding) ini yang menyebabkan angka (Covid-19) Jakarta tinggi. Bukan berarti buruk sekali, justru kami menemukan mereka (pasien positif Covid-19) yang ada di luar. Kalau tidak ditemukan, mereka akan lebih banyak lagi risikonya menularkan kepada yang lainnya," tutur Suharti dalam webinar tersebut.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 1.853, Kini Ada 68.079 Kasus Covid-19 di Indonesia

Selain menemukan banyak kasus baru, kata Suharti, Pemprov DKI juga bisa menemukan wilayah-wilayah yang harus dikendalikan dengan ketat melalui active case finding tersebut.

Hingga Rabu (8/7/2020) kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 68.079 kasus.

Sementara itu, khusus di Jakarta, jumlah kasus hingga Rabu kemarin sebanyak 13.069 pasien positif Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com