Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Ingin Buat Poros Ketiga di Pilkada Depok, PKB Akui Sulit Temukan Calon Alternatif

Kompas.com - 30/07/2020, 16:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kota Depok, Iwan Setiawan mengklaim partainya sempat ingin membentuk poros alternatif di Pilkada Depok 2020.

Akan tetapi, semakin ke sini, keinginan itu semakin pudar karena dua kandidat terkuat yang akan diusung pada Pilkada nanti merupakan dua sosok petahana, yaitu Mohammad Idris (wali kota saat ini) versus Pradi Supriatna (wakil wali kota saat ini).

Iwan berujar, sulit mencari tokoh di Depok yang sanggup menyaingi keduanya sebagai calon alternatif.

Baca juga: PKB Keluar dari Koalisi Tertata karena Sulit Gabung dengan PKS di Pilkada Depok

"Mencari orangnya itu untuk poros tengah belum ketemu. Itu yang jadi problemnya. Tokoh itu kan harus bisa diterima partai tapi secara elektabilitas di publik juga bisa diterima," ujar Iwan kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

"Misalnya seperti 2 figur Pradi dan Idris. Secara publik, siapa yang tidak kenal mereka berdua? Secara partai mereka sama-sama sudah punya pengaruh," lanjut dia.

Iwan berujar, demi keinginan membangun poros baru itu, PKB sempat membentuk Koalisi Tertata bersama sejumlah partai dengan perolehan kursi di DPRD kurang dari 5, yakni Demokrat (4), PAN (3), PKB (3), dan PPP (2).

Namun, belakangan PKB memilih keluar karena 3 partai lainnya menyatakan dukungan kepada Idris untuk Pilkada Depok 2020. PKB pun merapat ke kubu Pradi yang dibekingi Gerindra dan PDI-P.

Baca juga: Jelang Pilkada Depok 2020, PKB Ngaku Kepincut Pradi Supriatna

Iwan mengaku cukup menyayangkan pecah kongsi dalam Koalisi Tertata itu. Sebab, berbekal total 12 kursi yang setara dengan PKS, peluang mereka secara administratif guna mengusung calon sendiri terbuka lebar.

"Ya partainya cukup besar memang, tapi tokoh calonnya belum ketemu, problemnya di situ. Misalnya sekarang mungkin saja kami koalisi dengan Golkar (5 kursi) dan PSI (1 kursi), total sudah 9 kursi, tinggal undang PPP atau PAN. Memang masih ada yang ngajak-ngajak PKB untuk bikin poros tengah," jelas dia.

"Tapi siapa tokohnya? Tokohnya mungkin baru Farabi (Ketua DPC Golkar Kota Depok), siapa lagi? Kan harus ada tokoh lain. Ada juga, Hardiono (Sekretaris Daerah Kota Depok), menurut kami juga belum menarik," lanjut Iwan.

Baca juga: Menakar Persaingan PKS Versus Gerindra-PDI-P di Pilkada Depok, Head To Head 2 Petahana

Pemungutan suara dalam Pilkada Depok 2020 akan digelar serentak dengan 270 daerah lain pada 9 Desember 2020 mendatang.

Sejauh ini, kandidat yang kemungkinan bakal duel dalam Pilkada Depok 2020 sama-sama wajah lama, yakni Idris versus Pradi.

Idris sampai sekarang belum diumumkan secara resmi akan diusung PKS. Siapa calon wakil Idris kelak juga masih abu-abu.

Sementara itu, Pradi akan maju dengan usungan partainya, Gerindra, didampingi Afifah Alia, kader perempuan PDI-P sebagai calon wakilnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com