TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengaku kesulitan menemukan sumber limbah yang dibuang dan mencemari Kali Jaletreng di kawasan Serpong.
Kepala Seksi Pengawasan dan Pembinaan Lingkungan Dinas LH Kota Tangsel Tedi Krisna saat dihubungi pada Senin (3/7/2020) mengatakan bahwa saat ini pihaknya belum mengetahui sumber limbah tersebut.
Pasalnya, banyak sekali perusahaan dan tempat usaha yang beraktivitas di sekitar Kali Jaletreng, termasuk di kawasan Taman Tekno.
Baca juga: Kali Jaletreng di Serpong Tercemar Limbah Industri, Kerap Keluarkan Bau Tidak Sedap
Selain itu, pihak Dinas LH Kota Tangsel juga tidak bisa secara rutin melakukan pemantauan di lapangan pada masa pandemi Covid-19.
"(Limbah) yang kemarin itu kami belum menemukan sumbernya. Karena masih ada kesulitan, pertama karena Covid-19 juga, jadi sulit ke lapangan. Kedua, kami juga masih melakukan pendataan-pendataan," ujar Tedi.
Tedi mengatakan, Dinas LH Tangsel masih terus melakukan pengecekan dan pendataan ulang perusahaan yang berada di kawasan Taman Tekno.
Baca juga: Dinas LH: Bau Sampah Menyengat di Kawasan Serpong akibat Jebolnya TPA Cipeucang
Menurut dia, terdapat hampir 1.000 perusahaan di kawasan tersebut dan belum seluruhnya terpantau aktivitasnya oleh Dinas LH Kota Tangsel.
"Kita kan belum cek keseluruhan. Tapi memang agak sulit kita melihat mana yang tidak patuh. Karena disana banyak ya, tersebar lah industri di kawasan Taman Tekno, mungkin ada 1.000-an perusahaan," ungkapnya.
"Jadi kita sulit mendeteksinya dari mana nih asalnya limbah ini. Karena kan kita belum tahu perusahaan mana yang membuangnya," sambungnya.
Sebelumnya, Kali Jaletreng di kawasan Serpong, Tangsel tercemar limbah dari aktivitas industri. Air di kali tersebut pun kerap mengeluarkan bau tidak sedap saat hujan turun.
Tedi menduga, limbah yang dibuang dan mencemari kali tersebut berasal dari aktivitas industri yang berlangsung di Kawasan Taman Tekno.
"Itu salah satu penyebabnya tercemar mungkin bisa dikatakan dari kawasan Taman Tekno," kata Tedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.