Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Wilayah Pondok Gede dan Jatiasih Rawan Tawuran di Bekasi

Kompas.com - 03/08/2020, 19:38 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Polisi melakukan pemetaan untuk mengetahui titik atau lokasi mana saja di wilayah Bekasi, Jawa Barat, yang rawan terjadinya tawuran.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Wijonarko menyebutkan, ada dua lokasi yang menjadi titik rawan tawuran, yakni Pondok Gede dan Jatiasih.

“Tentu dengan kejadian tersebut kita udah petakan lokasi rawan tawuran. Ya beberapa wilayah seperti kejadian yang terulang di Jatiasih sudah dua kali, lalu di Pondok Gede juga,” ujar Wijonarko saat dikonfirmasi, Senin (3/8/2020).

Baca juga: Terlibat Tawuran, Pelajar di Bekasi Tewas Dibacok Lawan

Wijonarko mengatakan, penetapan titik rawan tawuran dilatarbelakangi kasus sejenis yang berulang kali terjadi di wilayah hukum Pondok Gede dan Jatiasih.

Oleh karena itu, Wijonarko mengaku akan mengerahkan personel kepolisian untuk berpatroli di wilayah rawan tawuran tersebut.

Selain itu, ia juga memberdayakan masyarakat untuk mengawasi wilayah guna mencegah terjadinya tawuran.

“Ya beberapa wilayah seperti kejadian yang terulang di Jatiasih sudah dua kali, lalu di Pondok Gede juga," kata Wijonarko.

Baca juga: Kasus Pelajar Tewas Saat Tawuran, Polisi Petakan Lokasi Rawan di Jaktim dan Bekasi

"Makanya kami lakukan upaya antisipasi, termasuk beberapa wilayah kita monitor baik personel intel berpakaian preman untuk bisa memperkirakan kemungkinan tindakan tawuran."

"Di samping itu kita memberdayakan potensi masyarakat supaya kejadian tawuran tidak terulang lagi,” imbuhnya.

Wijonarko juga mengimbau orangtua agar mengawasi anaknya pada masa pandemi ini agar tidak keluar rumah.

Dengan begitu tak ada tawuran pelajar lagi yang terjadi di Bekasi.

“Ya betul peran orangtua juga sangat penting, karena di satu sisi saat pandemi ini kan tidak ada kegiatan tatap muka. Namun, kenyataannya ada kejadian tawuran yang melibatkan pelajar dan kejadian pada malam hari tentunya ini menjadi evaluasi supaya tidak terulang kembali,” kata dia.

Sebelumnya, pada Minggu (2/8/2020) kemarin, seorang pelajar berinisial GSN (17), tewas dalam aksi tawuran yang terjadi di depan minimarket Pasar Lama Jalan Raya Hankam, Pondok Melati, Kota Bekasi.

GSN tewas setelah dibacok menggunakan sebilah celurit oleh lawan berinisial MSF.

Kemudian, pada Sabtu (1/8/2020) dini hari ada bentrok antar kelompok warga terjadi di kawasan Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi. Tawuran itu mengakibatkan satu orang luka-luka.

Kemudian, pada Jumat (17/7/2020) tawuran antar pelajar terjadi di Jalan Raya Cikunir, Jatiasih mengakibatkan satu orang pelajar meninggal dunia berinisial MBJ (16).

Lalu, pada Minggu (5/7/2020) tawuran antar geng di Jatikramat, Jatiasih mengakibatkan satu orang meninggal dunia bernama Irfan Saputra (26).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com