“Ya saya mau ada solusi seperti setiap kantor harusnya punya antar jemput. Kalau kitanya takut naik angkutan umum atau naik KRL masa harus naik taksi online terus,” kata dia.
Senada disampaikan Leoni (27). Warga Cipinang yang bekerja di Sudirman ini mempertanyakan tujuan ganjil genap diterapkan pada masa pandemi Covid-19.
Ia menduga, jika warga yang sebelumnya menggunakan mobil pribadi lalu beralih ke transportasi umum, maka bisa saja memunculkan klaster baru di transportasi umum.
Sebab, bagi pekerja yang tidak bisa bekerja dari rumah, maka bisa beralih ke transportasi umum.
“Sekarang sih lebih menanyakan aja tujuan dari diterapkannya ganjil genap saat ini itu apa? Ini malah menambah penumpukan di transportasi umum. Khawatir malah nambahin kasus Covid-19,” kata Leoni.
Baca juga: Aturan Ganjil Genap Jakarta, Sopir Taksi Online Yakin Pendapatan Bakal Turun
Menurut dia, Pemerintah saat ini belum bisa menyiapkan transportasi umum yang memadai untuk jaga jarak fisik.
“Sebelum pandemi saja transportasi belum memadai. Ini kondisi saat ini kan harus jaga jarak, sementara transportasi kita kurang,” ucap Leoni.
Oleh karena itu, Leoni memilih mengajukan work from home (WFH) ketika mobilnya tidak bisa melintas area ganjil genap.
“Aku sih minta ke kantor untuk WFH. Kebetulan kantor aku bisa terapin sistem WFH buat karyawan yang berangkat ke kantornya dengan kendaraan umum,” kata Leoni.
Ia berharap Pemerintah mencabut kebijakan ganjil genap tersebut. Ia meyakini aturan itu tidak akan bisa menekan pergerakan warga di Jakarta.
“Mudah-mudahan kebijakannya tidak lama ini (ganjil genap). Karena tidak jadi solusi supaya masyarakat tidak keluar rumah juga. Toh malah naik kendaraan pribadi lebih safety,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.