Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjil Genap Diterapkan, Pekerja di Jakarta Pilih Naik Taksi Online, Pengeluaran Membengkak

Kompas.com - 04/08/2020, 11:01 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

“Ya saya mau ada solusi seperti setiap kantor harusnya punya antar jemput. Kalau kitanya takut naik angkutan umum atau naik KRL masa harus naik taksi online terus,” kata dia.

Senada disampaikan Leoni (27). Warga Cipinang yang bekerja di Sudirman ini mempertanyakan tujuan ganjil genap diterapkan pada masa pandemi Covid-19.

Ia menduga, jika warga yang sebelumnya menggunakan mobil pribadi lalu beralih ke transportasi umum, maka bisa saja memunculkan klaster baru di transportasi umum.

Sebab, bagi pekerja yang tidak bisa bekerja dari rumah, maka bisa beralih ke transportasi umum.

“Sekarang sih lebih menanyakan aja tujuan dari diterapkannya ganjil genap saat ini itu apa? Ini malah menambah penumpukan di transportasi umum. Khawatir malah nambahin kasus Covid-19,” kata Leoni.

Baca juga: Aturan Ganjil Genap Jakarta, Sopir Taksi Online Yakin Pendapatan Bakal Turun

Menurut dia, Pemerintah saat ini belum bisa menyiapkan transportasi umum yang memadai untuk jaga jarak fisik.

“Sebelum pandemi saja transportasi belum memadai. Ini kondisi saat ini kan harus jaga jarak, sementara transportasi kita kurang,” ucap Leoni.

Oleh karena itu, Leoni memilih mengajukan work from home (WFH) ketika mobilnya tidak bisa melintas area ganjil genap.

“Aku sih minta ke kantor untuk WFH. Kebetulan kantor aku bisa terapin sistem WFH buat karyawan yang berangkat ke kantornya dengan kendaraan umum,” kata Leoni.

Ia berharap Pemerintah mencabut kebijakan ganjil genap tersebut. Ia meyakini aturan itu tidak akan bisa menekan pergerakan warga di Jakarta.

“Mudah-mudahan kebijakannya tidak lama ini (ganjil genap). Karena tidak jadi solusi supaya masyarakat tidak keluar rumah juga. Toh malah naik kendaraan pribadi lebih safety,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com