Dia mengaku hanya merasa sakit di bagian punggung dan menduga itu akibat suatu benda yang sengaja dilempar seseorang ke arahnya.
"Jadi saya berhenti sebentar terus lanjut jalan terus, memang terasa (sakit). Kirain saya itu ada yang iseng lempar apa, bukan tembakan," kata Wili.
Ketika sampai lokasi tujuannya, Wili meminta tolong kepada salah seorang keluarganya untuk membukakan baju dan mengecek tubuh bagian belakangnya.
Setelah itu, baru diketahui adanya darah yang menempel di baju Wili dan diterlihat luka tembak di bagian punggung.
"Baru ketahuan pas sampai tempat tujuan, rumah saudara. Berasa sakit kayak ada sesuatu di punggung. Saya minta tolong bukakan baju karena susah (sakit), baru ketahuan itu luka tembak," tutur Wili.
"Jarak dari pas saya ketembak sampe kerumah saudara enggak sampai 10 km sekitar 10 menit lah," kata dia.
Baca juga: Lepas dan Mengamuk, Seekor Sapi Kurban di Salatiga Ditembak Polisi
Wili pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat di wilayah Legok, Kabupaten Tangerang, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit EMC Tangerang.
Setelah mendapat perawatan hingga dioperasi, ditemukan satu buah proyektil peluru yang bersarang di tubuh Wili.
"Pas di-rontgen ada pelurunya satu di dalam. Karena pelurunya itu kayak pecah jadi dua bagian kata dokter harus dioperasi besar. Dirawat sampai sabtu 25 Juli," ucap dia.
Saat ini, peristiwa penembakan tersebut pun sudah dilaporkan oleh Wili kepada pihak kepolisian.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan