Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/08/2020, 10:41 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Hal ini, ungkap Sui, berbanding terbalik dengan kondisi sebelum pandemi. Dahulu pelanggan Sui hanya satu sampai dua orang sehari.

Mereka yang datang hanya mereparasi sepedanya, sedikit yang mau beli bekas.

“Bahkan satu minggu bisa tidak ada yang laku,” ucap Sui mengingat-ingat.

Kini situasi sudah berubah. Pandemi Covid-19 ini membawa berkah bagi.

Reparasi dan kendalanya

Sepeda lipat memang jadi favorit warga yang datang ke tempat Sui. Karena itu pula Sui sukses menjual puluhan sepeda lipatnya. Laris manis, kata dia.

Ada satu hal mengapa pelanggan puas dengan layanan yang ditawarkan Sui. Sebab, sebelum menjual kembali, Sui sudah pasti memperbaiki sepeda bekas yang dia beli dari orang lain.

Kata dia, sepeda bekas yang dibelinya itu tidak mulus-mulus saja. Kerusakanya pun beragam, ada yang bermasalah di bagiak jok, ada yang tidak punya rem, ada yang bannya botak atau gembos, ada pula yang rantainya bermasalah.

Semua jenis sepeda pun selalu dalam kondisi seperti itu kala masuk ke bengkel Sui. Namun, dengan teliti dia mulai memperbaikinya agar laik gowes.

“Kadang saya cat juga, namanya barang bekas mana bisa dipakai, kalau kurang bagus ya dibenahi lagi,”

Biaya reparasi pun beragam. Setiap sepeda bisa menelan biaya puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Sayang, Sui tak mau memberi tahu detail dapur keuangannya.

Kendati demikian, bukan berarti tak ada masalah mengadang.

Sebulan terakhir kendala mulai akrab dengan usaha Sui. Tokonya kekurangan suku cadang sepeda, beberapa barang yang dibutuhkan tiba-tiba langka.

“Ban luar, ban dalam sama rantai yang paling susah,” kata Sui.

Dia harus putar otak mencari toko penyedia ban dan rantai sepeda di Jakarta. Namun, usahanya tak membuahkan hasil.

Bahkan Sui harus mencari persediaan ban hingga Surabaya. Itu pun hanya mendapatkan 25 ban untuk persediaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com