Sebulan terakhir kendala mulai akrab dengan usaha Sui. Tokonya kekurangan suku cadang sepeda, beberapa barang yang dibutuhkan tiba-tiba langka.
“Ban luar, ban dalam sama rantai yang paling susah,” kata Sui.
Dia harus putar otak mencari toko penyedia ban dan rantai sepeda di Jakarta. Namun, usahanya tak membuahkan hasil.
Bahkan Sui harus mencari persediaan ban hingga Surabaya. Itu pun hanya mendapatkan 25 ban untuk persediaan.
Layaknya hukum ekonomi, barang yang langka pasti "bergandengan" dengan harga jual tinggi. Yang biasanya Rp 50.000, kini meningkat hingga di atas Rp 75.000.
Rantai pun demikian. Toko di kawasan Jatiengara tempat Sui membeli rantai mulai kehabisan stok.
Hal itu yang membuat Sui harus mencari persediaan rantai sepeda, walau dengan harga yang cukup mahal. Namun, kondisi itu tampak tak memberatkan Sui.
“Kalau barang mahal enggak masalah, ini barangnya ada atau tidak. Ini malah barangnya yang tidak ada,” jelas Sui.
Namun demikian, kendala itu masih bisa ditangani Sui. Terlepas dari sulitnya mencari sparepart, Sui mengaku bersyukur masih diberikan rezeki lebih di tengah pandemi ini. Mengingat banyak bidang usaha yang goyang karena Covid-19.
Dia berharap, tren bersepeda masih terus ada sampai kurun waktu yang lama. Tentu saja dia juga tak mau pandemi Covid-19 juga berlangsung lama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.