Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Bogor Zona Merah Covid-19, Kekhawatiran Bima Arya Jadi Kenyataan

Kompas.com - 28/08/2020, 10:26 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kota Bogor, Jawa Barat, berada dalam zona kritis Covid-19. Berdasarkan situs resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 www.covid19.go.id, Kota Bogor saat ini berada dalam zona merah atau risiko tinggi penyebaran Covid-19, penyakit infeksi pernapasan yang disebabkan virus SARS-Cov-2 atau virus corona tipe dua itu.

Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Bogar meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Peningatkan itu ditengarai menjadi salah satu sebab perubahan status zonasi Kota Bogor yang sebelumnya berada di level oranye atau risiko sedang menjadi zona merah.

Dalam menentukan peta risiko zona daerah, Satgas Penanganan Covid-19 menggunakan indikator kesehatan masyarakat yang dihitung berdasarkan nilai (skoring) dan pembobotan.

Baca juga: Satgas Covid-19: Kota Bogor Masuk Zona Merah

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam beberapa kesempatan menyatakan kekhawatirannya atas situasi yang terjadi di wilayah yang dipimpinnya itu.

Kekhawatiran yang dirasakannya itu bukan tanpa alasan, sebab dari data yang ada angka kasus positif di Kota Bogor tiap hari terus meningkat di atas 10 kasus.

Bima lihat warga mulai acuh

Bima melihat, tingkat kesadaran warga mulai turun. Warga mulai acuh dengan protokol kesehatan.

Ia pernah berujar, jika situasi itu terus terjadi, Kota Bogor bisa terancam masuk zona merah.

Kekhawatiran Bima menjadi nyata. Kota Bogor saat ini berada dalam zona merah penyebaran Covid-19 berdasarkan peta risiko yang dikeluarkan Satgas Penanganan Covid.

Bima mengatakan, pemerintah daerah akan mempelajari semua data dan indikator terhadap perubahan zona merah tersebut.

"Kami juga baru lihat di situs resmi Gugus Tugas Nasional (GTN). Dari Provinsi belum ada perubahan. Masih orange. Tapi memang seperti yang selalu saya sampaikan seminggu ini,  tren naik tajam dan bisa saja masuk zona merah," kata Bima saat dikonfirmasi, Kamis (27/8/2020).

Bima menyebutkan, transmisi lokal Covid-19 saat ini sudah terjadi. Klaster utama penyebaran Covid-19 di Kota Bogor berasal dari rumah tangga (keluarga). Bahkan, kata dia, hampir 45 keluarga di Kota Bogor menimbulkan kasus menular ke 180 orang lebih.

Pemerintah daerah akan melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk menentukan langkah selanjutnya terhadap perubahan zona merah itu.

"Kami sedang pelajari semua data dan indikator. Nanti kami akan sampaikan langkah Pemkot Bogor," kata Bima.

Klaster keluarga

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, saat ini klaster keluarga menjadi penyumbang terbanyak kasus positif dengan jumlah persentase sebesar 31,9 persen. Secara rinci, Retno menyampaikan, ada sembilan klaster penyebaran kasus Covid-19 di wilayahnya.

Selain klaster keluarga, sambung Retno, ada klaster imported case (luar kota) yang berada di urutan kedua penyumbang kasus, yaitu sebesar 25,8 persen.

"Beberapa hari terakhir terjadi penambahan kasus per harinya di atas 10 kasus. Ini harus diwaspadai betul," ujar Retno.

Baca juga: Bima Arya: Kasus Positif Terus Naik, Kota Bogor Menuju Zona Merah Covid-19

Selanjutnya, sambung Retno, sebesar 15,2 persen penyebaran kasus Covid berasal dari non-klaster. Sementara, klaster fasilitas kesehatan (faskes) berada dalam urutan keempat dengan 11,8 persen.

Kelima, klaster perkantoran dengan 5,5 persen. Keenam, klaster keagamaan 4,4 persen.

"Ketujuh, klaster pusat perbelanjaan dengan 2,8 persen. Kedelapan, klaster pasar tradisional 1,6 persen. Terakhir, klaster transportasi sebesar 0,6 persen," imbu dia.

Ia mengungkapkan, meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Bogor karena tingginya aktivitas masyarakat terutama di wilayah-wilayah yang berisiko.

Pemkot Bogor akan terus melakukan tes usap (swab) masif untuk memetakan penyebaran Covid-19. Targetnya, ada 11 ribu penduduk Kota Bogor yang bakal di swab sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Untuk mencapai target tersebut, Dinkes Kota Bogor akan menggelar 1.000 swab test per pekannya.

"1.000 ya per pekannya. Itu target saya," ujar dia.

Sementara itu, data harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor mencatat, Kamis kemarin  terjadi penambahan 11 kasus baru Covid-19. Dengan penambahan itu maka akumulasi pasien terkonfirmasi positif di Kota Bogor adalah 540 orang.

Sebanyak lima dari 11 kasus penambahan yang terjadi kemarin berasal dari klaster rumah tangga (keluarga).

Tingkat kesembuhan juga mengalami penambahan. Tercatat ada dua kasus sembuh yang terjadi kemarin sehingga total pasien sembuh tercatat 318 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com