Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Minta "Smoking Room" di Pabrik Ditutup karena Rawan Jadi Tempat Penularan Covid-19

Kompas.com - 04/09/2020, 14:46 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau penerapan protokol kesehatan di sejumlah perusahaan industri Kabupaten Bekasi pada Jumat (4/8/2020) ini.

Usai kunjungan, pria yang akrab disapa Emil ini meminta pemilik perusahaan industri untuk menutup ruang khusus merokok. Ridwan menilai ruangan rokok menjadi salah satu tempat penularan Covid-19 di perusahaan.

“Kalau bisa, tidak ada lagi ruang merokok lagi. Karena hasil temuan kita, dari tempat merokok bersama itu terjadi juga penularan (Covid-19),” ujar Ridwan melalui siaran langsung di Kantor Pemkab Bekasi, Jumat (4/8/2020).

Ridwan juga meminta perusahaan industri untuk mengurangi ruangan-ruangan tak berventilasi. 

Baca juga: Klaster Industri Jadi Ancaman, Ridwan Kamil Wajibkan Pekerja Pabrik Isi Buku Harian

Hal itu untuk mencegah transmisi penularan Covid-19 di dalam ruangan tertutup, sehingga mengurangi kekhawatiran karyawan terpapar Covid-19 saat berada di ruangan tertutup dalam jangka waktu delapan jam kerja

“Berikutnya adalah ruang-ruang yang tak berventilasi tolong dibobok, diperbaiki, dibuat jendelanya,” kata Ridwan.

Selain itu, ia meminta perusahaan lakukan pemeriksaan swab test rutin ke karyawannya untuk melacak kasus Covid-19.

Dengan demikian, jika ada penemuan Covid-19 di dalam perusahaan tersebut, bisa ditangani dengan cepat.

"Test PCR (Polymerase Chain Reaction) itu harus mandiri dijadikan sebagai investasi bukan beban, supaya kalau lancar maka produktvitas tidak terganggu," ujar Ridwan.

Baca juga: Dinkes Akui Ada 22 Perusahaan di Kabupaten Bekasi yang Karyawannya Terpapar Covid-19

“Kalau masih terburuk karena situasi lain, rapid kita masih kami izinkan walaupun tidak kita rekomendasikan secara umum lagi. Kita ingin PCR sebagai acuan test," tambah Ridwan.

Jika ada karyawan terpapar Covid-10, ia meminta perusahaan langsung pro aktif menerapkan work from home agar tak harus menutup seluruh kawasan perusahaan industri tersebut.

“Setiap ada penularan langsung melakukan work from home, tidak harus ditutup seluruh kawasannya, cukup tutup tempat terjadinya keterdugaan keterpaparannya,” kata dia.

Ridwan mengatakan, akan mengerahkan seluruh sumber daya manusia atau aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jawa Barat selama dua pekan ke depan untuk mengawasi perusahaan industri ini.

Dengan begitu, ia berharap klaster industri ini bisa ditekan, sehingga kasusnya tak lagi melonjak.

“Dua minggu akan kita monitor, mudah-mudahan hasil koordinasi dengan tadi para pemilik industri, kawasan industri, para pengusaha bisa menghasilkan keterpaparan yang turun, nanti kita monitor di minggu depan, saya kira itu dahulu,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com