Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Tewas Dianiaya Sekelompok Orang di Kebayoran Lama

Kompas.com - 06/09/2020, 05:47 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pemuda bernama Muhammad Raffi Rizali (17 tahun) meninggal dunia setelah dianiaya menggunakan senjata tajam oleh sekelompok orang di wilayah Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (6/9/2020).

Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Lama AKP Arif membenarkan informasi tersebut dan menyatakan kasus tersebut saat ini masih dalam proses penyelidikan.

"Masih proses penyelidikan, nanti informasi lebih lanjut kita sampaikan," ujar Arief seperti dikutip Antara.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, korban merupakan warga Ciledug Tangerang Selatan.

Peristiwa penyerangan tersebut terjadi Sabtu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, di Jalan Letjen Supeno, Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama.

Kronologis kejadian, saat itu korban bersama sejumlah rekannya berangkat dari rumah dari arah Cidodol untuk mencari makan dan pergi jalan-jalan sekitar pukul 02.30 WIB.

Korban dan teman-temannya pulang melewati Jalan Letjen Supeno, Permata Hijau.

Sesampainya di depan ITC Permata Hijau sekitar pukul 03.00 WIB, korban dan dua temannya Rian dan Daffa didatangi oleh sekelompok orang dengan jumlah diperkirakan 20 orang.

Mereka datang menggunakan sepeda motor lalu membacok kaki korban. Saat itu posisi korban berada di belakang tempat duduk berboncengan dengan kedua saksi.

Sementara itu, empat teman korban lainnya yang berjalan lebih duluan berhasil selamat dari penyerangan.

Korban setelah mendapat bacokan terjatuh dari sepeda motor. Ia ditinggal oleh rekannya yang menyelamatkan diri untuk mencari teman-teman yang lainnya.

Setelah itu, teman-teman korban berbalik arah ke tempat kejadian untuk mencari korban.

Namun, sesampai di lokasi kejadian, korban sudah tidak ada. Korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina.

Saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh Polsek Kebayoran Lama dan dilakukan penyelidikan.

Polisi sudah melakukan olah TKP, mencari dan mengumpulkan keterangan saksi-saksi, mengamankan barang bukti, dan membawa korban ke RS Fatmawati guna visum mayat.

AKP Arif belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut lantaran masih dalam penyelidikan.

"Dari pagi kami proses, masih penyelidikan. Tawuran atau tidak kita belum berani bicara fakta hukumnya kita belum dapat," ujar AKP Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com