Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Harap Pemerintah Bantu Pemulihan Ekonomi Masyarakat Saat PSBB Total Diterapkan

Kompas.com - 11/09/2020, 10:54 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, berharap pemerintah dapat membantu memulihkan ekonomi masyarakat saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total kembali diterapkan.

Menurut dia, sejak enam bulan virus corona masuk ke Indonesia dan pemerintah memutuskan terapkan PSBB, ekonomi masyarakat anjlok.

Meski ada jeda untuk pemulihan ekonomi saat PSBB dilonggarkan, hal itu tak sepenuhnya berhasil.

“Maksud saya harus betul-betul dipikirkan PSBB ini. Jadi enggak bisa seperti PSBB pertama. Masyarakat lapisan bawah sudah lama enggak bisa usaha. PSBB yang sekarang harus mempertimbangkan pemulihan ekonomi. Situasinya tidak sama dengan awal PSBB,” kata Syahrizal saat dihubungi, Kamis (10/9/2020).

Baca juga: Epidemiolog Harap Daerah Penyangga DKI Jakarta Ikut Terapkan PSBB Total

Menurut dia, pemerintah harus berkompromi dengan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk ikut dalam pengendalian pandemi Covid-19 ini.

Misalnya, Pemerintah memberikan kompensasi kepada pelaku UMKM untuk beroperasi jika menerapkan protokol kesehatan.

“Kalau mau ditingkatkan dan serius, PSBB kan mengurangi pergerakan, harus ada kompromi ekonomi dan harus ada kompensasinya. Apa kompensasinya? Lihat aja pedagang lamongan, mana ada pakai masker, enggak boleh begitu. Jadi kompensasinya bisa dengan mempertimbangkan izin beroperasi tetapi dengan pakai masker,” kata dia.

Sama halnya dengan epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono, yang mengatakan bahwa masyarakat maupun pelaku usaha harus diberikan stimulus saat PSBB total diterapkan.

Baca juga: Bakal Terdampak PSBB Ketat, Pelaku Usaha Minta Pemprov DKI Beri Stimulus dan Relaksasi

Menurut dia, pemerintah seyogianya tidak hanya meminta masyarakat mengurangi pergerakan dengan PSBB total. Namun, juga harus bertanggung jawab memulihkan ekonomi yang mulai stabil saat PSBB dilonggarkan.

“Kalau karyawan perusahaan taat pakai masker terus menerus kasih stimulus, begitu juga dengan pelaku usaha UMKM. Mereka taat terapkan protokol kesehatan, ya kasih penghargaan atau stimulus,” ucap dia.

Dengan begitu diharapkan semua masyarakat turut ambil bagian untuk mengendalikan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Penerapan PSBB transisi di Jakarta pun dicabut dan PSBB secara ketat kembali diterapkan pada 14 September.

Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh, tren kasus aktif di yang kembali meningkat, dan angka pemakaman berdasarkan protap Covid-19 yang juga ikut meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com