BEKASI, KOMPAS.com- Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Kota Bekasi, Eko Nugroho mengatakan, rumah sakit swasta rujukan di Kota Bekasi tak mampu lagi menampung pasien Covid-19 dengan gejala berat.
Menurut Eko, sejumlah rumah sakit swasta rujukan di Bekasi kini mulai kehabisan ruangan isolasi bertekanan negatif atau Hepa Filter dengan ventilator.
“Datanya per hari ini ada 490 sekian (pasien Covid-19), tetapi data itu bergerak terus yah. Ini gejala ringan dan gejala berat. Berarti hampir sebagian besar rumah sakit ful, terutama yang butuh ventilator. Jadi kalau misalkan ada kasus berat, Kota Bekasi sudah tidak bisa menampung,” ujar Eko saat dihubungi, Jumat (11/9/2020).
Baca juga: UPDATE 12 September: Lebih dari 2,6 Juta Spesimen Diperiksa Terkait Covid-19
Eko mengatakan, terdapat tiga jenis ruangan isolasi. Pertama ruangan isolasi bertekanan negatif dengan ventilator, lalu ruangan bertekanan negatif tanpa ventilator, dan terakhir ruangan isolasi biasa.
Namun, kata dia, rata-rata paling banyak ruangan yang tersedia hanya untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Dia mengatakan, ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator di rumah sakit swasta rujukan kini masih terbatas.
Padahal, kapasitas tempat tidur untuk isolasi pasien gejala ringan hingga berat di rumah sakit swasta Kota Bekasi sudah ditambah seiring penambahan kasus Covid-19.
Awalnya, hanya ada 199 tempat tidur, kini sudah ditambah menjadi 464 tempat tidur isolasi bagi pasien gejala ringan hingga berat.
Namun, tak banyak penambahan untuk ruang isolasi dengan ventilator karena keterbatasan biaya.
“Karena menampung gejala berat itu butuh ventilator butuh alat untuk filter di ruang isolasi dan itu harganya enggak murah,” kata dia.
Eko menyampaikan, dengan kondisi ini dikhawatirkan akan berimbas pada tingginya kemungkinan angka kematian pasien Covid-19, terutama pasien yang memiliki gejala berat atau punya penyakit bawaan.
Sebab pertolongan pertama untuk pasien Covid-19 yang bergejala berat jadi sulit ditangani.
“Kalau berat dan harus pakai ventilator berarti lebih dari 50 persen kemungkinannya (tingkat potensi kematian) secara medis. Kemungkinan selamatnya tipis. Memang takdir di tangan Tuhan, tetapi secara medis hitungannya begitu,” kata Eko.
Meski demikian, ia berjanji akan tetap melakukan semaksimal mungkin untuk keselamatan pasien Covid-19 meski tempat tidur dengan ventilator terbatas.
Ia juga berharap Pemerintah menambah tempat tidur isolasi dengan ventilator untuk menekan angka kematian Covid-19 di Kota Bekasi.
Baca juga: Satgas Covid-19: Tak Ada Jalan Lain bagi DKI Selain Tarik Rem Darurat
Pasalnya kondisi rumah sakit tersebut sudah dilaporkannya ke Pemkot Bekasi.
“Kita akan lakukan penangan semaksimal yang bisa kita lakukan. Semua perkembangan Covid di rumah sakit sudah disampaikan langsung ke Pemkot Bekasi. Jadi, sebetulnya sudah terpikirkan sejak awal oleh Pemkot,"
Jadi investasi di bidang alat kesehatan tidak mudah, mahal, maka Pemerintah sud ah berupaya minta sumbangan atau apa gitu untuk beli alat ventilator itu,” tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.