Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Klaim Kasus Aktif Covid-19 Melandai dan Tingkat Kematian Turun Selama PSBB, Bagaimana Faktanya?

Kompas.com - 25/09/2020, 11:05 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan untuk memperpanjang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama dua pekan, terhitung mulai 28 September hingga 11 Oktober 2020.

PSBB yang diperketat, setelah sebelumnya sempat diperlonggar, awalnya diberlakukan selama dua pekan mulai 14 hingga 27 September 2020.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dia tidak melonggarkan PSBB karena angka kasus positif Covid-19 berpotensi meningkat kembali.

Baca juga: Anies Klaim Kasus Covid-19 Mulai Melandai Selama Pengetatan PSBB Jakarta

Anies dalam keterangan resminya pada Kamis (24/9/2020) kemarin juga memprediksi jumlah kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 20.000 orang pada November 2020 jika PSBB dilonggarkan. Sementara kasus harian Covid-19 akan menyentuh angka 2.000 pada pertengahan Oktober 2020.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta sejak 14 hingga September 2020, penambahan kasus harian Covid-19 masih tinggi walaupun Pemprov DKI telah memberlakukan PSBB.

Rata-rata penambahan kasus harian Covid-19 telah menyentuh angka 1.000 yakni 1.161 kasus. Bahkan pada hari ketiga penerapan PSBB, kasus harian Covid-19 mencatat rekor tertinggi sejak awal pandemi, yakni bertambah 1.505 kasus.

Berikut rincian kasus harian Covid-19 sejak 14 hingga 24 September 2020:

  • 14 September : 1.062 kasus baru
  • 15 September : 1.027 kasus baru
  • 16 September : 1.505 kasus baru (lonjakan tertinggi)
  • 17 September : 1.014 kasus baru
  • 18 September : 1.403 kasus baru
  • 19 September : 932 kasus baru
  • 20 September : 1.079 kasus baru
  • 21 September : 1.310 kasus baru
  • 22 September : 1.122 kasus baru
  • 23 September : 1.187 kasus baru
  • 24 September : 1.133 kasus baru

Anies klaim kasus melandai

Walaupun gagal menekan penambahan kasus harian Covid-19 di Ibu Kota, Anies mengklaim kasus aktif Covid-19 mulai melandai selama penerapan PSBB yang diperketat.

Kasus aktif artinya pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan medis atau isolasi mandiri.

Indikatornya adalah perbandingan kasus aktif positif Covid-19 dan Rt atau reproduksi virus corona pada 12 hari pertama bulan September dan selama PSBB ketat.

Sebelum menerapkan PSBB secara ketat lagi, Pemprov DKI menerapkan PSBB transisi di mana sejumlah aturan PSBB mulai dilonggarkan.

Anies memaparkan pada 12 hari pertama bulan September atau sebelum penerapan PSBB diperketat lagi, penambahan kasus aktif positif Covid-19 sebanyak 49 persen atau 3.864 kasus.

Sedangkan saat penerapan PSBB atau 12 hari berikutnya pada bulan September, penambahan jumlah kasus aktif berkurang menjadi 12 persen atau 1.453 kasus.

Kemudian untuk nilai Rt pada awal September adalah 1,14. Angka tersebut mulai berkurang menjadi 1,10 selama PSBB. Artinya 100 orang berpotensi menularkan virus kepada 110 orang lainnya.

Benarkah klaim data tersebut?

Catatan Kompas.com sejak tanggal 1 sampai 12 September, tercatat penambahan kasus aktif positif Covid-19 sebesar 3.605 orang. Sementara itu, jumlah kasus aktif Covid-19 hingga 12 September adalah 12.174 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 pada 12 hari pertama bulan September menyumbang 25 persen kasus aktif positif Covid-19 di DKI.

Baca juga: Pengetatan PSBB Jakarta Diperpanjang hingga 11 Oktober 2020

Berikut detail penambahan kasus aktif positif Covid-19 di Jakarta periode 1 - 12 September 2020:

  • 1 September : bertambah 195 menjadi 8.764 kasus
  • 2 September : bertambah 561 menjadi 9.325 kasus
  • 3 September  : bertambah 707 menjadi 10.032 kasus
  • 4 September : bertambah 52 menjadi 10.084 kasus
  • 5 September : bertambah 94 menjadi 10.178 kasus
  • 6 September : bertambah 486 menjadi 10.664 kasus
  • 7 September : bertambah 383 menjadi 11.047 kasus
  • 8 September : berkurang 17 menjadi 11.030 kasus
  • 9 September : bertambah 215 menjadi 11.245 kasus
  • 10 September : bertambah 451 menjadi 11.696 kasus
  • 11 September : bertambah 128 menjadi 11.824 kasus
  • 12 September : bertambah 350 menjadi 12.174 kasus

Sementara itu, selama 11 hari penerapan PSBB ketat sejak 14 September sampai 24 September, pergerakan kasus aktif Covid-19 masih fluktuatif.

Tercatat penambahan kasus aktif positif Covid-19 sebesar 792 orang. Sementara itu, jumlah kasus aktif Covid-19 hingga 24 September adalah 13.332 orang.

Berikut detail penambahan kasus aktif positif Covid-19 di Jakarta periode 14 - 24 September 2020:

  • 14 September : berkurang 279 menjadi 12.161 orang
  • 15 September : bertambah 18 menjadi 12.179 orang
  • 16 September : bertambah 530 menjadi 12.709 orang
  • 17 September : bertambah 43 menjadi 12.752 orang
  • 18 September : bertambah 353 menjadi 13.105 orang
  • 19 September : berkurang 104 menjadi 13.001 orang
  • 20 September : berkurang 885 menjadi 12.116 orang
  • 21 September : bertambah 858 menjadi 12.974 orang
  • 22 September : bertambah 247 menjadi 13.221 orang
  • 23 September : bertambah 56 menjadi 13.277 orang
  • 24 September : berkurang 45 menjadi 13.332 orang

Klaim tingkat kematian menurun

Tak hanya mengklaim kasus aktif mulai melandai, Anies juga menyebut persentase kematian akibat Covid-19 menurun menjadi 2,5 persen.

Pasien Covid-19 yang dilaporkan meninggal dunia selama PSBB ketat rata-rata adalah 23 orang, dengan tingkat kematian 2,5 persen. Angka tingkat kematian itu sama dengan angka yang dikemukan Anies.

Berikut detail angka pasien Covid-19 yang dilaporan meninggal dunia periode 14 - 24 September 2020:

  • 14 September : bertambah 30 menjadi 1.440 dengan tingkat kematian 2,6 persen
  • 15 September : bertambah 28 menjadi 1.468 dengan tingkat kematian 2,6 persen
  • 16 September : bertambah 30 menjadi 1.498 dengan tingkat kematian 2,6 persen
  • 17 September : bertambah 15 menjadi 1.513 dengan tingkat kematian 2,5 persen
  • 18 September : bertambah 22 menjadi 1.535 dengan tingkat kematian 2,5 persen
  • 19 September : bertambah 11 menjadi 1.546 dengan tingkat kematian 2,5 persen
  • 20 September : bertambah 15 menjadi 1.561 dengan tingkat kematian 2,5 persen
  • 21 September : bertambah 31 menjadi 1.592 dengan tingkat kematian 2,5 persen
  • 22 September : bertambah 32 menjadi 1.624 dengan tingkat kematian 2,5 persen
  • 23 September : bertambah 26 menjadi 1.650 dengan tingkat kematian 2,5 persen
  • 24 September : bertambah 14 menjadi 1.664 dengan tingkat kematian 2,5 persen

Namun klaim ada pelandaian kasus tidak berbanding lurus dengan turunya angka positivity rate. Hingga 24 September, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan tes PCR terhadap 67.982 orang dengan tingkat positivity rate sebesar 11,8 persen.

Selama 11 hari PSBB, angka positivity rate belum menunjukkan penurunan secara signifikan. Persentase positivity rate masih berada di atas angka 11 persen, padahal standar yang ditetapkan WHO adalah kurang dari 5 persen.

Berikut rincian persentase positivity rate dalam sepekan yang dipublikasikan harian sejak 14 - 24 September

  • 14 September : 15,7 persen
  • 15 September : 13,4 persen
  • 16 September : 13,8 persen
  • 17 September : 14,4 persen
  • 18 September : 14,4 persen
  • 19 September : 13,9 persen
  • 20 September : 13,2 persen
  • 21 September : 12,8 persen
  • 22 September : 12,5 persen
  • 23 September : 12 persen
  • 24 September : 11,8 persen


Oleh sebab itu, Anies tetap mengimbau warga disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan serta tetap beraktivitas di rumah selama PSBB.

Menurut Anies, dibutuhkan minimal 60 persen warga Ibu Kota untuk tetap beraktivitas di rumah agar kasus harian Covid-19 melandai dan penyebaran virus bisa dikendalikan.

"Tim FKM UI memperhitungkan diperlukan minimal 60 persen penduduk diam di rumah saja agar penularan wabah melandai dan mulai berkurang. Saat ini, masih sekitar 50 persen penduduk diam di rumah saja," ucap Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com