Iwan mengatakan, bentrokan terjadi setelah Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo melakukan ziarah dan tabur bunga.
Massa pendemo itu berasal dari Aliansi Aktivis Mahasiswa Pemuda Indonesia.
Sesaat setelah Jenderal Gatot meninggalkan lokasi, pendemo kembali melakukan orasi.
"Bentrok terjadi pas Pak Gatot sudah pergi naik mobil. Posisinya itu ada massa pendemo lagi. Kemudian ada teriakan aksi massa penziarah. 'Elu ngapain ngehalang-ngehalangin kegiatan ziarah'," kata Iwan seraya menirukan teriakan aksi massa peziarah.
Namun, orasi dianggap menyinggung rombongan massa yang bersama Gatot seperti FKPPI, pengacara, Jawara Bela Umat, Bang Japar, dan organisasi lain.
Baca juga: Sebelum Bentrokan Terjadi, Sejumlah Purnawirawan Ziarah dan Tabur Bunga di TMP Kalibata
Mereka pun menuduh peserta unjuk rasa itu sebagai massa bayaran yang datang ke sana hanya untuk memprovokasi.
"Kejar itu bocah-bocah demo bayaran," teriak massa.
Massa peziarah sempat mengejar mobil pengeras suara yang membawa pendemo. Massa yang mengejar ada yang membawa bendera Merah Putih.
Aparat TNI dan Polri berusaha mencegah massa peziarah yang mengejar mobil pengeras suara.
Nasib sial menimpa sekelompok pengunjuk rasa yang berada dalam sebuah mikrolet. Ada beberapa mikrolet yang tertahan saat ingin meninggalkan TMP Kalibata.
Mereka tak bisa menghindar. Sejumlah massa peziarah menghantamkan bambu ke kaca mikrolet yang membawa pengunjuk rasa.
Batu dan botol terlihat dilempar dari arah massa peziarah.
Lagi-lagi kaca mikrolet yang membawa pengunjuk rasa menjadi sasaran amukan massa peziarah.
Pengunjuk rasa di dalam mikrolet tampak menghindari sisi kaca mikrolet sebelah kiri lantaran takut terkena amukan massa dari luar.
Di tengah bentrokan, sempat terjadi aksi dorong. Polisi didorong massa saat berusaha melerai massa.