Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2020, 13:45 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak perusahaan bioskop terkendala dengan peraturan Pemprov DKI Jakarta, yang mengatur jumlah penonton bioskop hanya dapat diisi 25 persen saja dari kapasitas studio.

Pembatasan jumlah penonton dengan batas maksimal 25 persen dari total kapasitas studio akhirnya berimbas pada masuknya film luar negeri ke bioskop di dalam negeri.

Pengelola bioskop pun mengeluh bahwa penyuplai film luar negeri enggan mengirimkan filmnya ke Indonesia karena jumlah penonton tak akan sesuai target dan ekspektasi.

Baca juga: Hari Pertama Bioskop Buka, Manajemen CGV dan Cinepolis Klaim Penonton Antusias

Menanggapi situasi tersebut, manajemen Cinepolis mengungkap seperti apa strategi mereka agar bioskopnya tidak sepi pemutaran film.

Menurut Brand Marketing & Partnership Manager Cinepolis Indriana Listia Rahmawati, pada kondisi seperti saat ini, film-film dalam negeri justru mendapat angin segar untuk segera mendapatkan layar dan studio di bioskop yang telah beroperasi.

Indriana menilai, banyak film dalam negeri yang dapat mengundang minat masyarakat untuk nonton film di bioskop.

“Justru ini adalah saatnya film film Indonesia untuk bersinar. Justru kami memberi kesempatan untuk film film Indonesia. Film-film independen yang masuk ke Indonesia itu juga akan jadi salah satu pilihan untuk kita,” kata dia saat dihubungi Jumat (23/10/2020).

Baca juga: Upaya Bioskop Bangkit Lagi meski Dibatasi Aturan-aturan Menonton Saat Pandemi

Berkait adanya peraturan 25 persen jumlah penonton, Cinepolis agaknya tak mau berkomentar lebih jauh. Indriana mengaku bahwa Cinepolis berusaha mengikuti peraturan yang sudah diberlakukan Pemprov DKI.

“Jadi kalau pemerintah sudah memberikan keputusan ya kami akan jalankan,” ucap dia.

Saat ini, Cinepolis sudah mulai beroperasi selama tiga hari. Mereka telah buka di lima lokasi, yakni yakni Plaza Semanggi, Pluit Village, Gajah Mada Plaza, Tamini Square, dan Cibubur Junction.

Indriana memastikan, selama beroperasi Cinepolis sudah menerapkan protokol kesehatan untuk karyawan maupun penonton.

Sebelumnya, ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menilai bahwa aturan batas maksimal penonton sebanyak 25 persen dari kapasitas studio bakal merugikan pengusaha bioskop.

Baca juga: Jumlah Penonton Bioskop Hanya Boleh 25 Persen, Asosiasi: Kami Merugi

“Jangan sampai merugi kita, kalau 25 persen merugi kita, buktinya film second diputar di Jakarta. Mana mau (penontonnya),” kata dia ketika dikonfirmasi, Rabu (21/10/2020).

Bukan tanpa alasan Djonny mengatakan hal tersebut. Pasalnya, banyak industri film yang enggan menyuplai filmnya ke bioskop-bioskop jika kapasitas penonton hanya 25 persen.

Mereka menilai tidak ada keuntungan yang didapat lantaran jumlah penonton bakal jauh dari target dan ekspektasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com