"Justru tingginya angka kematian ini menunjukkan kasus belum turun, malah cenderung banyak kasus yang belum terdeteksi sehingga terjadilah kematian," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Usai Liburan, Ketersediaan Kamar di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Masih Cukup
Dicky menilai, kasus Covid-19 saat ini ibarat gunung es, hanya sebagian yang terlihat ke permukaan karena berhasil dideteksi.
Sementara itu, banyak kasus yang tidak terdeteksi, khususnya pada orang tanpa gejala (OTG).
Banyak OTG yang tak sadar telah terpapar Covid-19 dan menjadi penyebar virus kepada kelompok rentan.
"Ini indikator valid yang menunjukkan kontradiksi dengan adanya penurunan kasus. Jadi penurunam itu bukan hal yang sesungguhnya terjadi," kata Dicky.
Untuk menekan angka kematian akibat Covid-19, Dicky menekankan bahwa Pemprov DKI harus terus menggencarkan tes dan pelacakan kasus yang disebut testing, tracing, dan treatment (3T).
Dengan metode itu, Pemprov DKI bisa menemukan sebanyak-banyaknya kasus positif Covid-19 di lingkungan masyarakat, mengisolasi atau merawat pasien sehingga tak menyebarkan SARS-CoV-2, khususnya kepada kelompok rentan.
"Yang harus dilakukan tidak ada lain selain penguatan testing, tracing, treatment sehingga kasus makin banyak ditemukan," kata dia.
Baca juga: UPDATE 2 November: Ada 9.062 Kasus Aktif Covid-19 di DKI Jakarta
Dicky menilai tes Covid-19 di DKI Jakarta sudah relatif baik ketimbang daerah lainnya.
Di saat daerah lain belum bisa mencapai standar organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk mengetes satu orang per 1.000 penduduk per pekan, DKI Jakarta sudah jauh melesat.
Sepekan terakhir, Pemprov DKI sudah melakukan tes swab atau polymerase chain reaction (PCR) kepada 52.181 orang, lima kali lipat standar WHO.
Kendati demikian, Dicky mengingatkan, positivity rate di Jakarta masih cukup tinggi.
Baca juga: PSBB DKI Jakarta Diklaim Bikin Tingkat Hunian RS Darurat Wisma Atlet Menurun
Dari keseluruhan orang yang telah dites, ada 9,9 persen yang dinyatakan positif Covid-19.
"Belum lima persen. Malah yang ditarget itu 1-3 persen. Ini menggambarkan kasus yang belum terdeteksi di masyarakat masih sangat banyak," kata Dicky.
Untuk menurunkan positivity rate ini, Dicky menyarankan pemprov DKI meningkatkan lagi kapasitas testing.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Anies Minta RW Data Warga yang Bepergian Saat Libur Panjang
Meski sudah lima kali lipat standar WHO, Dicky menilai testing yang dilakukan di Ibu Kota belum sesuai dengan eskalasi pandemi.
Strategi lanjutan dari testing itu, yakni tracing atau pelacakan, juga belum maksimal.
"Tracing juga belum sesuai, target WHO kan 40 persen minimal," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.