JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta menyinggung soal pembangunan hotel berbintang dalam revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM)
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P Panji Virgianto mengatakan, pembangunan hotel berbintang di dalam kawasan TIM tidak tepat.
Sebab, revitalisasi kawasan tersebut didanai dari pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Kendati demikian, Fraksi PDI-P tetap mendukung penataan kawasan TIM untuk wisata kebudayaan dan kesenian.
"Tetapi tidak tepat jika dalam kawasan TIM dibangun hotel berbintang yang didanai dari pinjaman PEN, kecuali termasuk diwajibkan oleh kreditur dengan perjanjian dan tetap milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," ucap Panji di Gedung DPRD DKI, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: Klaim Sudah Berdamai dengan Seniman, Jakpro Lanjutkan Revitalisasi TIM
Fraksi PDI-P khawatir pembangunan hotel di kawasan TIM akan bernasib sama seperti hotel milik Pemprov DKI lainnya di Jalan Gunung Sahari, yang disebut terus merugi.
"Sehingga kontribusi atas tanah/hotel di tempat bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta negatif," tutur Panji.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menjelaskan, pembangunan hotel dalam program revitalisasi TIM dirancang agar para seniman dari luar Jakarta bisa memiliki tempat menginap.
Menurut dia, revitalisasi TIM dilakukan untuk bisa menjadi pusat kegiatan kebudayaan baik di level nasional maupun internasional.
"Itu sebabnya mengapa di sini bukan saja tempat untuk performing art atau tempat pertemuan saja, tetapi juga ketika seniman dan budayawan dari berbagai tempat di dunia datang, mereka pun dapat tinggal di dalam wisma, tinggal di dalam komplek TIM," ujar Anies di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Baca juga: Hotel Dibangun di TIM, Anies: Agar Seniman dari Luar Bisa Tinggal di Kompleks TIM
Anies menyebut, tujuan Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi TIM agar tempat tersebut menciptakan ekosistem budaya termasuk seniman dari berbagai belahan dunia.
"Artinya akan banyak kegiatan yang berlangsung di sana. Karena itu lah ketika TIM dirancang itu dirancangnya sebagai satu tempat ekosistem kegiatan kebudayaan dan itu sudah hampir setahun lalu," kata dia.
Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ini merasa cukup simpati karena selama ini ketika ada kegiatan, para seniman harus menginap di luar TIM.
"Dalam praktiknya selama ini kalau kita punya acara, mereka tinggal di hotel luar. Dengan adanya wisma, sama seperti wisma atlet kalau di Senayan untuk siapa? Tentu atlet yang berkegiatan di Senayan," ucapnya.
Sebagai informasi, hingga saat ini, progres revitalisasi TIM tahap I telah mencapai 42 persen.
Baca juga: Revitalisasi TIM Tahap I Capai 42 Persen
Manajer Komunikasi Perusahaan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Melisa Sjach mengatakan, revitalisasi tahap I, terdiri dari pembangunan gedung parkir taman serta pembangunan gedung perpustakaan dan wisma seni.
"Untuk progress pembangunan gedung parkir sudah 97 persen," kata Melisa.
Menurut dia, beberapa area di gedung parkir taman proses pengerjaannya sudah memasuki tahap akhir atau finishing.
Mulai dari area damkar, lantai dasar lantai 1, lantai 2 dan lantai mezzanine sudah tinggal tahap penyelesaian.
Begitu juga pengerjaan water proofing dengan proses tes rendam yang juga telah memasuki tahap akhir.
"Sementara untuk pembangunan gedung perpustakaan dan wisma seni pengerjaannya telah mencapai 22,24 persen," kata Melisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.