Sutrisno agaknya enggan membahas mengapa anak satu-satunya yang dia miliki tega meninggalkan dia yang kini sudah berusia senja.
Sutrisno hanya berharap kalau cucunya bisa dilihat sebagai orang sukses di kemudian hari.
"Kita mikir ke depan, jangan berpikir ke belakang, kalau ke belakang kita mikir melulu," kata dia memotong ceritanya sendiri.
Sutrisno kembali bercerita ihwal cara dia mencari kerja di masa pandemi Covid-19. Ketika ditanya apakah ngeri dengan Covid-19? Sutrisno setengah tertawa menjawab, "Siapa sih yang enggak takut sakit, dek."
Tapi mau apalagi? Sutrisno bilang, yang terpenting adalah menjaga diri dengan masker yang saat diwawancara sedang dia kantongi di saku dada bagian kiri bajunya.
Dia mengaku akan duduk sambil menunggu pengguna jasanya dan membawa beragam alat perkakas rumah tangga tersebut ke satu titik selama tiga hari. Misalnya saja di titik saat dia ditemui Kompas.com di Jalan HOS Cokroaminoto.
Terkadang para pengendara yang lewat di tempat itu akan meminta Sutrisno untuk memperbaiki sesuatu di rumah mereka. Seperti memperbaiki taman atau sekadar mengecat tembok pagar.
"Tuan-tuan yang lewat ini yang kasih saya kerjaan. Kalau sudah tidak ada tiga hari, kadang saya pindah ke sekitar Monas, kadang di Juanda," tutur Sutrisno.
Meski tidak muda lagi, Sutrisno mengaku tidak ingin menjadi seorang pengemis dan hanya berharap berpangku tangan dengan orang lain.
Bagi dia mengharap rasa iba dan bantuan orang lain, padahal masih sanggup untuk bekerja sendiri adalah sebuah kemunduran. Bahkan dia sebut orang-orang yang mengemis tapi berbadan sehat sebagai "manusia apa".
"Iya harus berjuang, dek. Masak kita enggak mau usaha. Harus mencari, kalau enggak mencari manusia apaan. Biar dari pagi berangkat harus (berusaha) nyari," ucap dia.
Itulah sebabnya Sutrisno meski di usia senja, alat perkakas rumah tangga dan cangkul dengan tulisan "Beri Saya Kerja" menjadi saksi semangat hidupnya untuk terus berjuang mencari penghidupan meski harus terus bekerja di masa tua.
Dia bahkan sempat memberikan nasihat kepada reporter Kompas.com di akhir wawancara agar tidak menyerah dan berjuang untuk memberikan yang terbaik kepada keluarga.
"Adek masih muda, jangan pernah menyerah, kalau itu gagal berarti keberhasilan tertunda. Kalau kamu menyerah pulang kampung minta sama orangtua, (padahal) kamu harusnya yang kasih orangtua," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.