"Itu di Ciliwung adalah habitat asli bulus. Orang jarang lihat itu karena perilaku habibat bulus yang jarang muncul ke permukaan," lanjut Amir.
Bulus biasanya muncul ke permukaan untuk mengambil nafas dan berjemur. Bulus ini merupakan hewan yang bernafas dengan paru-paru.
Meski demikian, ancaman eksistensi terhadap bulus adalah rusaknya habitat dan perburuan dari manusia.
Pasalnya, masih ada orang-orang yang menangkap bulus untuk dimakan dan dipercaya bisa meningkatkan vitalitas.
"Bulus ini ancamannya di tingkat perburuannya karena bisa dimakan. Kalau bulus, adaptasinya cukup toleran, dia mampu bertahan di sungai yang kotor," ujar Amir.
Setiap tahun, bulus Amyda cartilaginea bisa bertelur hingga 11 butir. Bulus Amyda cartilaginea ini memiliki tingkat reproduksi yang tinggi.
"Ini bulus juga banyak dimanfaatkan untuk kecantikan karena tingkat kolagennya tinggi," kata Amir.
Amir menekankan, seharusnya setiap bulus yang tertangkap langsung dilepasliarkan kembali.
Menurut Amir, bulus merupakan hewan predator berjenis karnivora yang punya peran penting di ekosistem sungai.
"Di ekosistem sungai, dia predator terhadap jenis-jenis lain di dasar sungai," tambah Amir.
Bulus memakan hewan-hewan seperti ikan kecil, keong, kerang, dan kepiting. Bulus juga penting sebagai penyeimbang dalam rantai makanan di sungai.
Seperti diketahui, beberapa jenis spesies seperti ikan di Sungai Ciliwung telah punah.
Kepunahan salah satu spesies, nantinya akan berimbas kepada kacaunya rantai makanan dan keseimbangan ekosistem.
Akankan hewan-hewan di Sungai Ciliwung bisa tetap terjaga?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.