Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amien Rais, Mardani, Fadli Zon, hingga Gatot Nurmantyo Hadiri Reuni 212 Online

Kompas.com - 02/12/2020, 15:49 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Reuni 212 yang digelar secara daring pada Rabu (2/12/2020) hari ini turut dihadiri oleh sejumlah akademisi, politisi, hingga aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Seperti disiarkan akun YouTube Front TV, politisi yang hadir di antaranya adalah pendiri Partai Ummat Amien Rais, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, dan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera.

Isu seputar politik pun tak bisa dilepaskan dari pembahasan. Mardani misalnya, mengajak peserta Reuni 212 untuk mulai bersiap menuju Pilpres 2024.

Baca juga: Rizieq Hadiri Reuni 212 Daring Pakai Masker dan Face Shield, Shooting dari Studio Terpisah

"Buat semuanya hati-hati memilih pemimpin, 2024 harus betul-betul disiapkan dari sekarang," kata Mardani yang hadir di studio 1 bersama sejumlah tokoh lain.

Selain para politisi, akademisi seperti Rocky Gerung dan Refly Harun juga turut hadir meramaikan acara.

Tak hanya itu, Presidium KAMI yang juga mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, juga turut hadir secara daring.

Gatot memuji revolusi akhlak yang digaungkan Pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Shihab sepulang dari Arab Saudi.

"Saya menyimak apa yang disampaikan oleh Habib Rizieq. Sangat luar biasa, ternyata Revolusi Akhlak yang didengungkan itu pisau analisisnya Pancasila," kata dia.

Baca juga: Rizieq Shihab Minta Maaf, Janji Tidak Buat Kerumunan Lagi Selama Pandemi Covid-19

Sementara itu, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyebutkan, pihaknya turut mengundang Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD. Namun, Mahfud tidak bisa menghadiri acara tersebut.

Reuni 212 tahun ini digelar daring karena panitia tak mendapatkan izin menggelar kegiatan di Monas akibat pandemi Covid-19.

Adapun gerakan 212 lahir pada 2 Desember 2016 untuk memprotes Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap melakukan penistaan agama. Setelah itu, reuni 212 digelar setiap tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com