JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polda Metro Jaya akan menjadwalkan kembali pemanggilan terhadap tersangka kasus dugaan makar, Eggi Sudjana.
Hal ini dikarenakan Eggi tidak memenuhi panggilan Polda Metro Jaya yang dijadwalkan pada Kamis (3/12/2020).
"Saat ini penyidik sedang merumuskan dan koordinasi dengan pengacara ES untuk menjadwalkan kapan saudara ES dapat hadir," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, Kamis.
Baca juga: Eggi Sudjana Kirim Surat ke Jokowi Minta Kasusnya Dihentikan
Yusri menjelaskan, ketidakhadiran Eggi disampaikan dengan alasan yang jelas hingga dapat ditundanya pemanggilan.
"Pagi tadi sudah menyampaikan, alasannya patut dan wajar. Karena ada sesuatu kegiatan yang dia lakukan dan minta dijadwalkan lagi untuk pemeriksaannya," kata Yusri.
Kuasa Hukum Eggi Hizbullah Assidiqi sebelumnya mengatakan, ketidakhadiran kliennya itu diduga memiliki kegiatan lain.
Baca juga: Fakta-fakta Eggi Sudjana hingga Mustofa Nahrawardaya Dapat Penangguhan Penahanan
Pasalnya, kata Hizbullah, pemanggilan Eggi sebagai tersangka kasus dugaan makar bersamaan dengan hari ulang tahunnya.
"Kebetulan hari ini beliau ulang tahun jadi sedang dengan pihak keluarga. Hari ini beliau tidak bisa hadir," kata Hizbullah.
Eggi ditetapkan tersangka kasus dugaan makar atas seruan people power yang dilontarkan pada 17 April, di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Sejak 14 Mei, Eggi sempat ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.
Eggi kemudian mengajukan penangguhan penahanan dengan penjamin anggota Komisi 3 DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dan pihak keluarga Eggi.
Permohonan penangguhan penahanan itu dikabulkan oleh penyidik sehingga Eggi keluar dari tahanan Polda Metro Jaya pada 24 Juni.
Pada 16 September 2019, Eggi mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo untuk meminta klarifikasi soal kasus yang menjeratnya.
Surat itu juga ditujukan kepada Kapolri saat itu, Jenderal Pol Tito Karnavian dan Kapolda Metro Jaya saat itu Irjen Pol Gatot Eddy Pramono.
Kuasa hukum Eggi, Alamsyah Hanafiah mengatakan, melalui surat tersebut kliennya mempertanyakan apakah Presiden Jokowi merasa terancam digulingkan dari pemerintahan atas seruan people power yang dilontarkan Eggi Sudjana.
Selain itu, menurut Alamsyah, presiden seharusnya menginstruksikan polisi untuk menghentikan penyidikan kasus tersebut karena tidak ada bukti untuk menetapkan Eggi sebagai tersangka.
"Kalau dia (Presiden Jokowi) tidak merasa terganggu atau digulingkan, mohon perlindungan hukum dan dihentikan penyidikannya. Mohon diklarifikasi, sehingga dia tidak berstatus tersangka," ujar Alamsyah di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.