BEKASI, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi menilai ada hubungan antara pandemi Covid-19 dengan tindak kekerasan terhadap anak yang semakin masif.
Menurut Ketua KPAD Kota Bekasi Aris Setiawan, masyarakat hingga pemerintah terlalu fokus dengan permasalahan pemulihan bidang kesehatan dan ekonomi selama pandemi. Namun, malah luput memperhatikan hak anak.
"Contoh, memang pemerintah lebih fokus pada persoalan pandemi di bidang kesehatan dan ekonomi sehingga fungsi-fungsi lain kurang perhatian. Itu juga jadi kendala di lapangan," kata Aris saat dihubungi, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Bocah Dipukuli karena Tak Kerjakan PR, KPAI: Kekerasan Anak adalah Pidana
Aris menyebutkan, tidak hanya pemerintah yang dianggap kurang menaruh perhatian terhadap hak anak, melainkan internal setiap keluarga juga dinnilai tak memperhatikan anak secara khusus.
Disebutkan pula banyak keluarga yang fokus bertahan hidup di tengah pandemi sampai akhirnya melupakan hak hidup anak. Bahkan, kata Aris, beberapa orangtua ada yang tega mengeksploitasi anak sendiri demi kepentingan ekonomi.
"Termasuk fungsi orangtua juga sama. Semuanya malah terfokus sama persoalan pandemi," ujar dia.
Karena itu, KPAD mengimbau setiap orangtua agar selalu memperhatikan hak anak di tengah pandemi.
Pasalnya, orangtua dan keluarga berada di posisi paling dekat dengan anak dan diharapkan bisa memberikan rasa aman.
Baca juga: Kementerian PPPA: Hingga 18 Agustus Ada 4.833 Kasus Kekerasan pada Anak
"Memang fungsi keluarga itu jadi penting. Jadi tak sepenuhnya lengahnya ada di sisi pemerintah," tutup dia.
Untuk diketahui, beberapa kasus kekerasan terhadap anak sempat terjadi di Kota Bekasi pada November 2020.
Temuan pertama Kompas, yakni kasus bayi usia dua tahun meninggal saat dibawa ibunya mengemis di kawasan Bantar Gebang. Bayi tersebut diketahui sedang sakit selama beberapa hari tetapi sang ibu tetap mengajaknya meminta-minta.
Kasus berikutnya adalah tindak kekerasan yang dilakukan seorang ayah tiri kepada anak di kawasan Pulogadung.
Diketahui, anak yang masih berusia 7 tahun itu dipukuli sang ayah lantaran tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Baca juga: Video Bocah di Bekasi Meraung-raung karena Dipukuli gara-gara Tak Kerjakan PR Viral di Medsos
Belakangan tim Reskrim Polsek Pondok Gede sudah mendatangi keluarga anak tersebut dan sang ayah berjanji tak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Terbaru, yakni kasus yang terjadi di awal Desember. Seorang anak berusia 17 tahun berinisial A menjadi tersangka utama kasus mutilasi dengan korban DS (24).
A yang berprofesi sebagai manusia silver dan pengamen nekat melakukan hal tersebut karena kerap disodomi oleh DS.
Hingga saat ini, A masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.