JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak menyebutkan, ada dugaan unsur kesengajaan dalam kasus soal ujian yang mencatut nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Dalam soal ini juga kita pikir ini juga sebuah kesalahan yang serius dan diduga sebuah kesengajaan," kata Johnny kepada Kompas.com, Minggu (13/12/2020).
Johnny menyebut soal ujian tersebut mengandung muatan politik praktis. Padahal, oknum guru pembuat soal yang disebut berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut harus terjaga netralitasnya.
Baca juga: Viral Ada Anies dan Mega di Soal Ujian Sekolah, Ini Penjelasan Disdik DKI Jakarta
Selain itu, muatan konten dalam soal yang dipermasalahkan itu disebut tidak edukatif bagi siswa, lantaran soal tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Johnny juga menyatakan apabila muatan soal tersebut mendiskreditkan figur-figur tertentu.
"Jadi mengangkat nama Anies merisak Mega tapi merusak siswa juga karena muatannya tidak pas," tutur Jonny, yang merupakan politisi PDI-P ini.
Karenanya, Komisi E berencana untuk memanggil Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengenai kasus ini.
Dia beralasan, pemanggilan tersebut dilakukan untuk meminta keterangan Disdik DKI Jakarta serta mencari tahu bentuk teguran yang diberikan kepada oknum guru yang membuat soal tersebut.
Baca juga: Ada Anies dan Mega di Soal Ujian, Komisi E Akan Panggil Disdik DKI Jakarta
Ia juga mendesak agar Disdik DKI Jakarta tidak hanya memberikan teguran, namun juga sanksi yang lebih berat untuk memberikan efek jera, agar kasus ini tidak terulang kembali.
Disdik DKI Jakarta sebelumnya telah menyelidiki beredarnya foto soal ujian yang menyebutkan nama Anies dan Mega.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana membenarkan materi ujian tersebut dibuat oleh salah satu guru sekolah di Jakarta.
Karenanya, Disdik telah memberikan teguran kepada guru yang membuat soal ujian tersebut.
Guru tersebut mengaku soal itu dibuat karena terdapat unsur kompetensi pada mata pelajaran mengenai pembentukan karakter, integritas, sabar dan tanggung jawab.
Baca juga: Soal Pidato Mega, Anggota DPR Muda: Sepantasnya Tokoh Bangsa Tak Cela Milenial
Redaksionalnya memang memiliki kesamaan dengan nama pejabat. Namun guru itu mengaku tidak bermaksud mendukung maupun mencemarkan nama baik pejabat publik.