Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangi Pilkada 2020, PKS Diprediksi Kian Susah Ditaklukkan di Depok pada 2025

Kompas.com - 15/12/2020, 18:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Rezim PKS diperkirakan akan semakin kuat di Depok setelah kandidat usungan mereka, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono hampir pasti menang di Pilkada Depok 2020.

Hanya bermodal tiga partai dan 17 kursi di parlemen, mereka berhasil unggul atas lawan mereka, Pradi Supriatna-Afifah Alia yang diusung koalisi gemuk dari 6 partai 33 kursi dalam pemilu yang disebut-sebut paling menantang bagi calon PKS cs.

Analis politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menganggap wajar bila Pilkada Depok lima tahun mendatang akan jadi ujian yang sangat sulit buat penantang PKS.

"PKS makin sulit (ditaklukkan). Mereka makin digdaya. Susah," kata Adi ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (15/12/2020).

Baca juga: Sah, Idris-Imam Menangi Pilkada Depok dengan Perolehan 55,54 Persen Suara

Dengan menangnya Idris-Imam, maka PKS akan memasuki periode keempat alias 20 tahun menguasai Depok.

Julukan Depok sebagai kandang PKS diprediksi akan semakin nyata.

Apalagi, selama tiga periode sebelumnya, PKS sukses membangun kekuatan mesin partai di level akar rumput yang terbukti berhasil membuat gelontoran logistik dari koalisi gemuk Pradi-Afifah keok pada Pilkada 2020.

"Ada seloroh sebenarnya kalau di Depok, kalau sudah diusung PKS, sandal jepit pun pasti menang. Seperti di Solo dan Surabaya, kalau sudah diusung oleh PDI-P, aendal jepit berpasangan dengan pohon pun merem saja menang," ungkap Adi.

Baca juga: Di Tengah Pandemi, Partisipasi Pemilih di Pilkada Depok Malah Capai Rekor

Ia menyampaikan, partai yang ingin menantang PKS pada Pilkada Depok 2025 tak punya pilihan lain selain merebut basis suara PKS sejak sekarang.

Kekuatan PKS yang telah berjaya selama 15 tahun di Depok dianggap telah menyerupai tembok tebal yang tak akan mudah dirubuhkan hanya dalam 1 tahun.

"Kalau mau mengalahkan dominasi PKS di Depok ya harus bekerja dari sekarang. Jadi, bekerjanya bukan hanya 5 tahun sekali jelang pilkada saja," ujar Adi.

"Kerja partai harus gradual dan rebut basis-basis mereka. Tapi, ya memang harus kita akui, kerja-kerja politik itu hanya terjadi 5 tahun sekali jelang pilkada," tutupnya.

Hasil Pilkada Depok, Idris-Imam ditetapkan sebagai wali kota dan wali kota Depok terpilih untuk periode 2021-2026.

Dari total 748.346 suara dari 4.015 TPS se-Kota Depok yang telah direkapitulasi, Idris-Imam mengantongi 415.657 atau 55,54 persen suara.

Sementara itu pasangan nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia, mengoleksi 332.689 atau sekitar 44,46 persen suara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com