Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Tak Sinkron, Satgas Covid-19 Depok Akan Duduk Bareng Kemenkes

Kompas.com - 18/12/2020, 13:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok menyebutkan ada kesenjangan (gap) antara data kasus Covid-19 di tingkat kota hingga ke Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin Kemenkes).

Juru bicara satgas, Dadang Wihana, berujar, pihaknya kini tengah menjajaki kesempatan rekonsiliasi data dengan pihak Pikobar (Pusat Informasi Korona Jawa Barat) dan Pusdatin Kemenkes.

"Dari Pusdatin Kemenkes dan Pikobar, kami undang untuk rekonsiliasi data. Ini tidak hanya di Depok, tetapi juga terjadi di wilayah bodebek lainnya," kata Dadang kepada wartawan, Jumat (18/12/2020).

"Nah ini kan akan berpengaruh terhadap perhitungan, sedangkan data yang ada di kami datanya real time," imbuhnya.

Baca juga: Kritik Satgas Depok: Jabodetabek Bergerak Sendiri-sendiri Tangani Covid-19

Dadang menambahkan, data kasus Covid-19 yang ada di tingkat kota lebih besar ketimbang yang tercatat di Pusdatin Kemenkes.

Bermodal data Pusdatin Kemenkes, Satgas Covid-19 RI sudah dua minggu menetapkan Depok sebagai zona merah atau wilayah berisiko tinggi penularan virus SARS-CoV-2.

"Jumlah (data kasus Covid-19 di) kami justru lebih banyak dibandingkan Pusat. Yang terkonfirmasi di kami lebih banyak daripada yang pusat. Skornya berbeda," kata dia.

Ketidaksinkronan data ini tak juga dibereskan pemerintah Indonesia, kendati pandemi sudah berlangsung sembilan bulan lebih.

Baca juga: UPDATE 17 Desember: 195 Kasus Baru Covid-19 di Depok, 4 Pasien Meninggal

Jumlah laporan kasus Covid-19 yang diumumkan secara nasional jauh di bawah laporan kasus Covid-19 di tingkat kota dan kabupaten atau provinsi.

Berdasarkan pencatatan KawalCovid19, kasus Covid-19 yang dilaporkan melalui situs masing-masing daerah sudah mencapai 676.039 pada 16 Desember, sementara versi pusat baru melaporkan 643.508 kasus pada 17 Desember, atau selisih 32.531 kasus.

Selisih terbanyak terjadi di Jawa Tengah (25.474 kasus) dan Jawa Barat (11.548 kasus).

Jumlah kasus kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan daerah, berdasarkan rekapitulasi KawalCovid19, bahkan lebih banyak 4.028 kasus (17,2 persen) dibandingkan data nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com