Salah satu penumpang yang turut antre, M Anis Shafwan mengatakan, ia memilih rapid test di Bandara Soekarno-Hatta karena harganya yang murah.
"Di sini lebih murah, hanya Rp 200.000 saja," ujar Anis yang hendak bertolak ke Medan.
Sependapat dengan Anis, penumpang lainnya yang bernama Handoko juga mengaku melakukan rapid test antigen di Bandara Soekarno-Hatta karena lebih mudah dan murah.
Pasalnya, pria yang hendak berangkat ke Padang ini harus membawa dua anak kecil. Dia menilai rapid test antigen di Bandara Soetta bisa menghemat waktu dan tenaganya.
"Saya harus membayar untuk tiga orang. Di tempat lain, saya harus bayar hampir Rp 1.000.000. Tapi, kalau di sini cuma bayar Rp 600.000," ujar Handoko.
Ketidakjelasan aturan itu kemudian disorot oleh anggota Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie. Menurut Alvin, ada banyak aturan yang dikeluarkan pemerintah, tetapi tidak ada kejelasan dan ketegasan di dalam aturan tersebut.
"Masyarakat bingung aturan mana saja yang harus dituruti," ucap Alvin dalam acara webinar.
Salah satu petugas Bandara Soetta yang tak mau disebut namanya mengatakan, antrean penumpang pesawat yang ingin melakukan rapid test antigen disebabkan oleh kesalahan server.
Pasalnya, petugas harus memasukkan data diri penumpang melalui komputer. Hal itu merupakan sistem baru yang diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta yang membuka layanan rapid test antigen.
"Jadi sebelum tiap orang dites, itu petugasnya menginput dulu data diri masing-masing orangnya," ujar petugas tersebut.
Sebelumnya, petugas hanya mencatat penumpang yang hendak melakukan rapid test antigen secara manual di sebuah buku atau kertas.
Baca juga: Antrean Rapid Test Membeludak di Bandara Soekarno-Hatta, Ternyata gara-gara Input Data
Hingga Senin siang, antrean penumpang masih tampak di Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, antreannya sudah tak sepanjang yang terjadi pada Senin pagi.
Kepolisian pun turut berjaga untuk membantu petugas Bandara Soekarno-Hatta untuk membagikan hasil rapid test antigen kepada para penumpang.
Hingga berita ini ditulis, VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano belum membalas pesan singkat ketika dimintai konfirmasi perihal penyebab antrean panjang di bandara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.