Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Aturan Rapid Test Antigen yang Sempat Sebabkan Antrean di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 21/12/2020, 15:25 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

Salah satu penumpang yang turut antre, M Anis Shafwan mengatakan, ia memilih rapid test di Bandara Soekarno-Hatta karena harganya yang murah.

"Di sini lebih murah, hanya Rp 200.000 saja," ujar Anis yang hendak bertolak ke Medan.

Sependapat dengan Anis, penumpang lainnya yang bernama Handoko juga mengaku melakukan rapid test antigen di Bandara Soekarno-Hatta karena lebih mudah dan murah.

Pasalnya, pria yang hendak berangkat ke Padang ini harus membawa dua anak kecil. Dia menilai rapid test antigen di Bandara Soetta bisa menghemat waktu dan tenaganya.

"Saya harus membayar untuk tiga orang. Di tempat lain, saya harus bayar hampir Rp 1.000.000. Tapi, kalau di sini cuma bayar Rp 600.000," ujar Handoko.

Ketidakjelasan aturan itu kemudian disorot oleh anggota Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie. Menurut Alvin, ada banyak aturan yang dikeluarkan pemerintah, tetapi tidak ada kejelasan dan ketegasan di dalam aturan tersebut.

"Masyarakat bingung aturan mana saja yang harus dituruti," ucap Alvin dalam acara webinar.

Pihak Bandara Sebut Penyebab Antrean Karena Kesalahan Server

Salah satu petugas Bandara Soetta yang tak mau disebut namanya mengatakan, antrean penumpang pesawat yang ingin melakukan rapid test antigen disebabkan oleh kesalahan server.

Pasalnya, petugas harus memasukkan data diri penumpang melalui komputer. Hal itu merupakan sistem baru yang diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta yang membuka layanan rapid test antigen.

"Jadi sebelum tiap orang dites, itu petugasnya menginput dulu data diri masing-masing orangnya," ujar petugas tersebut.

Sebelumnya, petugas hanya mencatat penumpang yang hendak melakukan rapid test antigen secara manual di sebuah buku atau kertas.

Baca juga: Antrean Rapid Test Membeludak di Bandara Soekarno-Hatta, Ternyata gara-gara Input Data

Hingga Senin siang, antrean penumpang masih tampak di Bandara Soekarno-Hatta.

Namun, antreannya sudah tak sepanjang yang terjadi pada Senin pagi.

Kepolisian pun turut berjaga untuk membantu petugas Bandara Soekarno-Hatta untuk membagikan hasil rapid test antigen kepada para penumpang.

Hingga berita ini ditulis, VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano belum membalas pesan singkat ketika dimintai konfirmasi perihal penyebab antrean panjang di bandara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com