Hal yang sama disampaikan oleh Arsan (30), perantau asal Cirebon yang kini tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dia lebih memilih tidak pulang ke kampung halaman demi mencegah Covid-19.
Sejak awal adanya pandemi Covid-19 pencegahan menjadi alasan yang utama Arsan untuk tetap bertahan di kos-kosan jika tak ada aktivitas yang lebih penting.
"Sampai saat ini kantor masih memberikan kelonggaran untuk kerja di kosan. Jadi keluar kalau kepentingan kerjaan, atau beli kebutuhan. Kalau mudik, saya lebih memilih tidak," kata Arsan.
Arsan pun menyiasatinya dengan menjalani komunikasi melalui telepon atau video call dibanding nekat untuk pulang ke kampung halaman di tengah keberadaan Covid-19.
"Sama kayak temen kosan yang lain, kalau kangen telepon atau VC (video call). Daripada saya pulang tidak tahunya bawa virus, jadi merasa bersalah," ucapnya.
Menurut Arsan, ini merupakan pengorbanannya untuk membantu pemerintah menekan penularan Covid-19. Dia berharap masyarakat lain bisa mengikuti pilihannya dengan tidak mudik atau liburan pada periode natal dan tahun baru ini.
"Lebih baik di rumah. Jangan sampai orang lain yang sudah menjaga agar tidak tertular (Covid-19), dengan kita datang malah jadi bawa penyakit. Saya berharap semua bisa menghargai. Sehat itu mahal," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.