Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Profesionalisme Polisi dalam Kasus Kecelakaan Maut di Pasar Minggu...

Kompas.com - 29/12/2020, 05:57 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Profesionalisme Polda Metro Jaya dalam mengusut kasus kecelakaan maut di Jalan Raya Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dinantikan.

Sampai saat ini, Polda Metro belum menetapkan Aiptu Imam Chambali, polisi yang terlibat kecelakaan maut itu, sebagai tersangka. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo beralasan, saat ini pihaknya masih mencari bukti tambahan.

Setelah seluruh bukti terkumpul, barulah penyidik akan menentukan status Aiptu Imam Chambali.

"Penyidik sedang bekerja untuk mencari bukti-bukti tambahan, dalam waktu dekat kita akan gelar perkara untuk menentukan status yang bersangkutan apakah bisa dinaikkan sebagai tersangka," kata Sambodo saat dikonfirmasi, Senin (28/12/2020).

Baca juga: Kecelakaan Maut di Pasar Minggu Libatkan Polisi, Kompolnas Minta Penyidik Profesional

Sambodo mengatakan, sejauh ini penyidik Polda Metro Jaya sudah melakukan pemeriksaan terhadap Aiptu Imam. Lalu turut diperiksa juga 5 orang saksi.

"Tidak menutupkan kemungkinan kalau kita menemukan bukti baru bisa juga statusnya kita naikkan sebagai tersangka. Dan penyidik saat ini masih bekerja untuk mencari bukti-bukti tambahan untuk membuat terang dari kasus ini," ujar Sambodo.

Sambodo menegaskan, sejauh ini baru ada satu tersangka dalam kasus kecelakaan maut ini, yakni pengemudi mobil Hyundai hitam, Handana Riadi Hanindyoputro (25).

Diawali cekcok dan pemukulan

Dalam kecelakaan yang terjadi pada Jumat pekan lalu itu, awalnya Handana terlibat cekcok dengan Aiptu Imam karena jalurnya akan dipotong saat berbelok. Handana mengaku sempat dipukul oleh Aiptu Imam dalam cekcok itu.

Ia lalu mengejar dan menyerempet mobil Innova yang dikendarai anggota Pam Obvit Polda Metro Jaya itu. Mobil Innova Aiptu Imam pun kemudian keluar jalur dan menabrak tiga pemotor. Satu di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Cerita Suami Cari Tahu Kabar Istrinya yang Tewas dalam Kecelakaan di Pasar Minggu

Sambodo menjelaskan bahwa ditetapkannya Handana sebagai tersangka ini didukung oleh berbagai alat bukti. Pertama adalah keterangan saksi yang melihat mobil Handana menyalip dari sebelah kiri sehingga menyenggol mobil Innova Aiptu Imam.

Kedua, didapatkan rekaman CCTV yang memperlihatkan detik-detik diserempetnya mobil Aiptu Imam oleh mobil Handana.

"Yang sangat jelas adalah alat bukti berupa rekaman CCTV," ujar Sambodo.

Bukti lain yang dikumpulkan adalah kerusakan pada mobil Innova yang dikemudikan Aiptu Imam dan mobil yang dikemudikan Handana. Bahkan, di mobil Innova yang dikemudikan Aiptu Imam terdapat bekas cat mobil Hyundai hitam yang menempel.

Handana sendiri kini telah ditahan di Subdit Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Tiga pemotor yang menjadi korban dalam kecelakaan ini adalah Pingkan Lumintang (30), Dian Prasetyo (25) dan M Sharif.

Dian mengalami luka terbuka pada bagian kaki dan tangan kanan.

Baca juga: Kecelakaan Maut Pasar Minggu Jangan Terulang, Polisi Imbau Pengendara Tak Gampang Emosi

Sementara itu, Pingkan mengalami luka pada bagian kepala sampai mengeluarkan darah, kaki kanan patah tulang, dan meninggal dunia.

Pemukulan didalami terpisah

Sementara itu, pemukulan yang dilakukan Aiptu Imam kepada Handana akan didalami secara terpisah oleh Polres Jakarta Selatan.

"Masalah pemukulannya saat ini ditangani oleh Polres Jaksel. Tadi saya sudah koordinasi dengan kapolresnya," kata Sambodo.

Menurut Sambodo, penyidik Polres Jaksel akan menjemput bola dengan memeriksa Handana yang saat ini tengah ditahan di Polda Metro Jaya.

Baca juga: Tak Kuasa Tahan Tangis, Suami Korban Tewas Kecelakaan Pasar Minggu: Anak Masih Butuh Ibu

"Penyidik akan datang menjemput bola untuk mengmbil keterangan BAP yang bersangkutan sebagai saksi korban," kata dia.

Setelah itu, penyidik Polres Jaksel juga akan mengembangkan kasus pemukulan ini dengan meminta keterangan saksi di sekitar tempat kejadian perkara. Pemukulan itu diperkirakan terjadi di depan SMP 10, Jalan Mangga Besar, Pasar Minggu.

Profesionalisme

Rahmat Hidayatullah, suami Pingkan Lumintang (30), korban tewas dalam tabrakan ini, berharap para pelaku yang menyebabkan kecelakaan maut ini dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Saya sebagai keluarga korban, yaitu istri saya sendiri, saya berharap kepada pelaku bisa bertanggung jawab atas apa yang beliau lakukan atau mungkin juga memang tak sengaja kejadiannya,” ujar Rahmat seperti dikutip dari KompasTV, Senin (28/12/2020).

Rahmat juga berharap para pelaku untuk berhati-hati dalam mengendarai mobil.

“Karena akibat keegoisan ini dalam berkendara mengakibatkan adanya korban, salah satunya istri saya sampai tewas,” ujar Rahmat.

Sementara itu, Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) meminta polisi menggunakan scientific crime investigation atau penyidikan berbasis ilmiah dalam menangani kasus kecelakaan maut yang melibatkan anggotanya ini.

"Gunakan scientific crime investigation untuk menguatkan lidik sidik," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti saat dihubungi, Senin.

Poengky juga berharap, polisi bisa profesional dalam menangani kasus kecelakaan ini.

"Karena diduga saling terkait dan merupakan sebab-akibat yang berujung pada orang meninggal dunia dan luka-luka," tutur Poengky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com