Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Cabai Bercat Merah, Pemprov DKI Periksa ke Pasar-pasar

Kompas.com - 04/01/2021, 09:27 WIB
Jessi Carina

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta melaksanakan pemantauan untuk mengantisipasi beredarnya cabai rawit bercat merah di pasaran.

"Beredarnya temuan cabai rawit merah hasil pewarnaan dengan cat telah menimbulkan keresahan di masyarakat sehingga kita berinisiatif untuk melakukan pemantauan," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala DKPKP DKI, Suharini Eliawati saat dikonfirmasi Minggu.

Elly, sapaan akrab Suharini menyebutkan, pemantauan telah dilakukan sejak Sabtu (2/1/2021) di 10 pasar yang ada di wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Ini Pengakuan Petani yang Diduga Semprot Cabai dengan Cat Merah di Banyumas

Kesepuluh pasar tersebut yakni Pasar Tomang Barat, Pasar Ganefo, Pasar Laris, Pom Pengumben, Pasar Kalideres, Pasar Klender, Pasar Cempaka Putih, Pasar Johar Baru dan Pasar Minggu.

Pemantauan dilakukan dengan mengerahkan petugas di setiap Suku Dinas KPKP yang ada di enam kota administrasi DKI Jakarta.

"Pantauan dilakukan setiap hari oleh Sudin KPKP wilayah," ujarnya.

Dalam pemantauan tersebut petugas melakukan pengambilan sampel cabai rawit merah yang ada di sejumlah pasar.

Petugas melakukan pengamatan dan pemeriksaan fisik terhadap cabai rawit merah yang diambil sampelnya.

Menurut Elly, hasil pengamatan organoleptik menunjukkan semua cabai rawit merah yang dijual aman untuk dikonsumsi dan tidak menunjukkan adanya ciri hasil pewarnaan cat.

Baca juga: Tahu dan Tempe Menghilang, Emak-emak: Uang Belanja Jadi Mahal

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyiram atau mencelupkan sampel cabai rawit merah menggunakan tiner cat atau bensin.

"Cara ini untuk membuktikan adanya pewarnaan cat atau tidak. Semua sampel tidak ada yang luntur artinya warna alami cabai," kata Elly.

Elly menambahkan, pihaknya merespons cepat pemberitaan tentang cabai rawit bercat merah yang menghebohkan warga tersebut, guna menjamin pangan yang dikonsumsi masyarakat Jakarta aman.

"Selanjutnya kami juga akan terus rutin memantau hal itu jangan sampai kecolongan," ujarnya.

Elly menambahkan, selain cabai, DKPKP juga melakukan pemantauan terhadap daging ayam yang telah diberi bumbu.

Pemantau dan pemeriksaan dilakukan guna memastikan bumbu yang digunakan memakai pewarna alami yang aman dan sehat, bukan pewarna kimia/tekstil yang berbahaya bagi kesehatan, jelas Elly.

Baca juga: Hilangnya Tahu-Tempe di Pasaran yang Bikin Emak-emak Pusing dan Sedih

"Jika warga ada yang merasa ragu dengan pangan yang dibelinya maka dapat menghubungi petugas Kasatlak Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian yang ada di setiap kecamatan," ujar Elly memberi imbauan.

Sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas bekerja sama dengan Polres Temanggung, Jawa Tengah, mengungkap kasus cabai rawit putih berpewarna merah yang diperjualbelikan di daerah ini.

Modus pewarnaan cabai rawit mentah/putih dicat menjadi cabe rawit merah sebagaimana pemberitaan di media karena harga cabai rawit merah yang cukup tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com