JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid Istiqlal di Sawah Besar, Jakarta Pusat, telah selesai direnovasi dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Renovasi ini merupakan yang pertama kali dilakukan sejak masjid itu dibangun 42 tahun silam.
Anggaran renovasi mencapai Rp 511 miliar, seluruhnya diambil dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Bagaimana wajah baru masjid terbesar di Asia Tenggara itu setelah direnovasi?
Kompas.com berkunjung ke Masjid Istiqlal pada Jumat (8/1/2021) siang.
Sejak memasuki pintu gerbang masjid, suasana sejuk dan asri langsung terasa.
Baca juga: Makna Mendalam dari Setiap Lekuk Arsitektur Masjid Istiqlal...
Berbagai pepohonan dan rumput hijau mendominasi pekarangan masjid.
Ada sejumlah pohon tua yang sudah lama ditanam di sana, ada banyak juga pohon yang baru ditanam pada masa renovasi.
Bagian yang tak ditanami pohon dan rumput juga tampak rapi dengan dipasangi keramik hitam.
Tempat duduk bagi pengunjung juga disediakan di sejumlah titik di pekarangan masjid. Selain itu, ada juga tempat penitipan sepatu dan barang.
Di sisi timur dibangun basement dua lantai untuk parkir kendaraan pengunjung.
Di atas basement itu dibangun lapak untuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berjualan.
Baca juga: Masjid Istiqlal Selesai Direhab, PKL di Kolong Jembatan Ditertibkan
Masjid Istiqlal kini juga dipasangi elevator berlapis kaca transparan menuju lantai 2 atau area shalat. Elevator ini dikhususkan bagi manula atau penyandang disabilitas.
Lalu, memasuki area dalam masjid, suasana megah langsung terasa berkat tiang-tiang pancang yang berkilauan.
Tiang pancang di Masjid Istiqlal kini dilapisi besi alumunium sehingga memantulkan cahaya ke seluruh area shalat. Di tiang pancang itu, Al Quran tersusun rapi.
Bagian langit-langit masjid juga turut dipercantik dengan ditambahkan lampu-lampu yang berkilau.
Wakil Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah mengatakan, bangunan masjid memang tak mengalami banyak perubahan saat renovasi.
Sebab, Masjid Istiqlal merupakan warisan budaya sehingga bentuk bangunannya tak boleh diubah.
"Memang di samping UU mengatakan tidak boleh diubah, arsitek yang memimpin sangat berhati-hati mengikuti anjuran semua instansi," kata Abu saat ditemui Kompas.com di Masjid Istiqlal.
Oleh karena itu, renovasi difokuskan di bagian luar masjid atau pekarangan yang luasnya mencapai 30 persen dari total luas Masjid Istiqlal.
Baca juga: PKL Samping Istiqlal Ditertibkan, Pemkot: Biar kayak Masjid Luar Negeri
Sementara itu, renovasi di bangunan masjid lebih difokuskan untuk memperindah dan mempercantik bangunan.
Misalnya, marmer yang melapisi lantai dan dinding masjid digosok saat renovasi agar lebih berkilau, sedangkan marmer yang rusak diganti dengan yang baru.
"Merenovasi tapi tidak meninggalkan yang awal," ujarnya.
Lalu, kubah di atas Masjid Istiqlal juga saat ini sudah dipasangi lampu. Dengan begitu, di malam hari, kubah itu terlihat cantik dan indah.
"Dan itu warna lampunya bisa diganti-ganti pakai aplikasi dari handphone," ujar dia.
Selain itu, ada juga renovasi yang tak terlihat secara kasat mata, tetapi cukup penting.
Misalnya, terkait sistem kelistrikan, kini sudah disesuaikan dengan teknologi terbaru yang lebih hemat daya. Bahkan, sebagian energi berasal dari tenaga matahari atau energi surya.
"Ramah lingkungan paling penting. Wattnya tidak besar. Hemat listrik," kata Abu.
Lalu, sistem suara atau sound system di Masjid Istiqlal juga diinstal ulang dalam renovasi kemarin.
Baca juga: Resmikan Renovasi Masjid Istiqlal, Jokowi: Pertama Kali Sejak 42 Tahun
Sebelumnya, menurut Abu, sistem suara di Masjid Istiqlal tak begitu baik karena terhambat kondisi masjid yang begitu besar dan ruangan yang terbuka.
"Jadi dulu kalau khotib khotbah, itu ada jemaah yang enggak bisa mendengar," kata dia.
Kini, sound system sudah dipasang di sekeliling masjid sehingga ia meyakini, di mana pun posisi shalat, jemaah bisa mendengar suara khotib dan imam dengan baik.
Terakhir, Masjid Istiqlal juga dipasangi kamera CCTV dalam renovasi kemarin. Ada 100 kamera CCTV yang tersebar di berbagai titik masjid seluas 10 hektar ini.
Dalam peresmian kemarin, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa renovasi Masjid Istiqlal yang menelan biaya setengah triliun lebih ini bukan untuk gagah-gagahan.
"Renovasi Masjid Istiqlal agar menjadi semakin megah bukan untuk gagah-gagahan. Bukan hanya menjadi kebanggaan umat Islam, tetapi juga kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, kebanggaan bangsa kita Indonesia," ujar dia.
Jokowi pun menyampaikan apresiasi karena renovasi ini tidak hanya memaksimalkan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, tetapi juga memperhatikan aspek arsitektur, seni, hingga estetika.
Pada saat yang bersamaan, kaidah-kaidah cagar budaya penggunaan masjid masih tetap dipertahankan.
Baca juga: Renovasi Masjid Istiqlal Telan Rp 511 Miliar, Jokowi: Bukan untuk Gagah-gagahan
Jokowi pun mengingatkan bahwa Masjid Istiqlal dibangun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena Indonesia telah mencapai kemerdekaan.
Semangat ini terekam pada tahun 1953 ketika para tokoh muslim berkumpul untuk mencetuskan ide mendirikan sebuah masjid sebagai simbol kemerdekaan dengan nama Istiqlal. Dalam Bahasa Arab, Istiqlal memiliki arti kemerdekaan.
Jokowi pun berharap Masjid Istiqlal bukan hanya megah secara fisik, melainkan jadi sarana untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT serta sebagai tempat pemberdayaan umat dan pelopor dakwah moderasi muslim dunia.
"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Masjid Istiqlal harus menjadi contoh dari masjid-masjid negara lain di dunia dalam mengembangkan syiar Islam yang menyejukkan, yang membangun toleransi, dan membangun perdamaian," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.