Selain itu, Basarnas juga menemukan 40 kantong jenazah yang berisi bagian tubuh korban penumpang pesawat.
"Sampai sore ini ada perkembangan yang tadinya 18 kantong jenazah yang sudah kita temukan hari ini bertambah 22. Jadi total kita sudah mengumpulkan 40 kantong jenazah," kata Bagus di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca juga: Basarnas Ungkap Temuan Sementara Pencarian Pesawat dan Penumpang Sriwijaya Air SJ 182
Sementara itu, serpihan persawat diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) guna proses penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat.
KNKT memprediksi Sriwijaya Air SJ 182 hancur akibat membentur permukaan air laut. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pesawat diperkirakan jatuh ke perairan Kepulauan Seribu dalam keadaan utuh.
Menurut Soerjanto, serpihan pesawat ditemukan dalam keadaan normal dan tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.
"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal, semuanya masih normal saja. Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kerusakan, ya memang hancur tapi hancurnya natural karena benturan ke air," ujar Soerjanto saat dihubungi Kompas TV, Minggu (10/1/2021) malam.
Baca juga: KNKT Duga Sriwijaya Air SJ 182 Hancur Karena Membentur Permukaan Air Laut, Bukan Meledak di Udara
Kendati demikian, KNKT masih menunggu penemuan black box guna menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat.
Sementara itu, KNKT telah mendapatkan transkip rekaman pembicaraan pilot Sriwijaya Air SJ 182 dan petugas pengatur lalu lintas udara sebelum pesawat dilaporkan hilang kontak.
"Kita kumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dan pengatur lalu lintas udara," kata Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Kapten Nurcahyo Utomo, dilansir dari video Antara.
KNKT juga tengah mengkaji data radar pergerakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum dilaporkan hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
"Tim juga sudah berhasil mendapatkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat. Ini nanti akan kita kaji lebih lanjut," ujar Nurcahyo.
Baca juga: Pulang Melayat Ayah Meninggal, Pasutri Ini Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 jiwa. Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang yang terdiri dari 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut. Air Traffic Controller (ATC atau petugas pengatur lalu lintas udara) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.