Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Kesehatan Mulai Jalani Vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Suyoto

Kompas.com - 14/01/2021, 18:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tenaga kesehatan (nakes) mulai menjalani vaksinasi Covid-19 pada Kamis (14/1/2021).

Salah satunya dilaksanakan di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan (Pusrehab Kemhan) Rumah Sakit Suyoto, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Kepala Pusat Rehabilitasi Kemhan, Brigjen dr Nana Sarnadi Spog, mengatakan, nakes yang divaksinasi di Rumah Sakit Suyoto berjumlah 25 orang pada Kamis.

Adapun tenaga kesehatan yang divaksinasi di Rumah Sakit Suyoto berasal dari kalangan internal dan eksternal.

“Kegiatan vaksinasi ini dalam rangka mengikuti program pemerintah untuk pemberantasan atau penanganan terhadap Covid-19,” kata Nana kepada wartawan di Rumah Sakit Suyoto.

Baca juga: Tak Masuk Kriteria, Anies dan Ariza Tak Ikut Vaksinasi Covid-19

Nana menambahkan, kegiatan vaksinasi nakes di Rumah Sakit Suyoto akan berlangsung hingga 28 Januari 2021.

Adapun total nakes yang akan divaksinasi di Rumah Sakit Suyoto sebanyak 294 orang.

“Sebanyak 294 orang itu yang dapat jatah vaksinasi tahap satu. Walaupun sebenarnya dari jumlah anggota RS Suyoto maupun Pusrehab sebanyak 925 orang,” ujar Nana.

Nakes dari pihak eksternal yang menjalani vaksinasi di Rumah Sakit Suyoto berasal dari rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan lain di sekitar wilayah Jakarta Selatan.

Proses vaksinasi di Rumah Sakit Suyoto terdiri dari empat tahap.

Baca juga: Jakarta Butuh Sekitar 16 Juta Dosis Vaksin Covid-19 agar Tercipta Herd Immunity

Tahap pertama, nakes datang ke meja 1 untuk menunjukkan e-ticket dan bukti identitas lainnya sebagai langkah verifikasi.

Tahap kedua, nakes menuju meja skrining.

Di meja skrining, pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap nakes yang menjadi penerima vaksin.

Penerima vaksin menjalani assesment seperti riwayat penyakit dan pengukuran tekanan darah.

Jika nakes tersebut sehat, maka penerima vaksin akan menjalani proses vaksinasi.

Setelah menjalani vaksinasi, penerima vaksin akan menjalani observasi selama 30 menit.

Penerima vaksinasi akan menunggu di tempat yang ditentukan.

Baca juga: Menkes Buka Opsi Vaksin Covid-19 Mandiri, Diberikan bagi Perusahaan untuk Karyawan

Setelah tak ada efek samping yang timbul selama masa observasi, penerima vaksin akan mendapatkan kartu tanda vaksinasi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan karena tenaga kesehatan adalah sektor yang sehari-hari berhadapan bahayanya Covid-19.

Vaksinasi Covid-19 kepada para tenaga kesehatan diharapkan dapat membuat para tenaga kesehatan aman dari penyakit tersebut.

"Itu sebabnya kenapa pertama kali kita berikan kepada tenaga kesehatan, untuk memastikan bahwa mereka lah yang aman duluan dari eksposure terhadap virus ini," kata Budi dalam sebuah webinar yang disiarkan akun YouTube PB IDI, akhir pekan kemarin (9/1/2021).

Budi menyebut, banyak pengusaha yang meminta ingin lebih dahulu divaksinasi. Namun, ia menegaskan tenaga kesehatan harus menjadi prioritas.

Budi mengatakan, dalam perang melawan Covid-19, tenaga kesehatan adalah kelompok yang sehari-hari berjibaku melawan musuh tak terlihat.

"Ini musuhnya enggak kelihatan dan yang menghadapi sehari-hari adalah tenaga kesehatan, yang terekspos dengan virus yang kadarnya tinggi juga tenaga kesehatan," ujar Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com