JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Erlina Burhan mengatakan, menambah rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 bukan menjadi solusi mengatasi pandemi yang semakin memburuk di Indonesia, khususnya Jakarta.
"Karena kalau kita main-main menambah kapasitas RS, main di hilir itu tidak menyelesaikan masalah Covid-19," kata Erina saat dihubungi melalui telepon, Rabu (20/1/2021).
Erlina mengatakan, semestinya pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun Pemprov DKI Jakarta lebih mengoptimalkan pencegahan penyebaran Covid-19.
"Menurut saya harus lebih keras dan lugas dalam pencegahan! Harus lebih fokus pada pencegahan," kata Erlina.
Baca juga: Warga Depok Meninggal di Taksi Online Usai Ditolak 10 RS Covid-19, Bukti Pandemi Makin Gawat
Bertambahnya kasus Covid-19 di seluruh Indonesia dan juga DKI Jakarta memberikan dampak yang signifikan terhadap kapasitas RS Covid-19.
Erlina bahkan mengatakan RS rujukan Covid-19 di beberapa daerah khususnya di Jakarta sudah penuh beberapa pekan lalu.
"Sudah beberapa pekan atau bahkan bulan ini rumah sakit penuh terus. Jadi saya melihat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat memprihatinkan," kata Erlina.
Lonjakan kasus Covid-19 telah menyebabkan fasilitas kesehatan di wilayah Jabodetabek "lumpuh".
Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta hingga 17 Januari 2021, tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di Jakarta sudah terisi hingga 87 persen dari total 7.827 tempat tidur di 101 rumah sakit rujukan.
Padahal, Jakarta memiliki fasilitas kesehatan lebih banyak dan lengkap dibandingkan daerah lain.
Tak hanya dialami Jakarta, fasilitas kesehatan di kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi juga "lumpuh".
Baca juga: Kisah Perjuangan Ibu dan Bayi Positif Covid-19 Masuk ICU, Sempat Telepon 60 RS di Jabodetabek
Pekan lalu, Lapor Covid-19 melaporkan seorang warga domisili Depok, Jawa Barat, meninggal di taksi online dalam keadaan menderita gejala Covid-19.
Ia meninggal dalam perjalanan mencari rumah sakit yang menerima pasien Covid-19.
Sebelumnya, dia telah ditolak oleh 10 rumah sakit. Insiden tersebut terjadi pada 20 Desember lalu, berdasarkan laporan keluarga yang diterima oleh Lapor Covid-19.
"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak 10 rumah sakit rujukan Covid-19," ujar Lapor Covid-19 dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/1/2021).
Kasus lainnya yang menunjukkan "lumpuhnya" fasilitas kesehatan di wilayah Jabodetabek adalah tiga pasien positif Covid-19, dua di antaranya ibu dan bayi tiga tahun yang kesulitan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Menurut relawan Lapor Covid-19, mereka telah menghubungi 60 rumah sakit di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak Senin (18/1/2021) malam.
Baca juga: Ketika Fasilitas Kesehatan untuk Pasien Covid-19 di Jakarta Penuh Lebih Cepat dari Prediksi...
Namun, hasilnya nihil karena semua rumah sakit menyatakan ruang ICU khusus pasien Covid-19 telah penuh.
Relawan LaporCovid-19 yang menjadi narasumber Kompas.com mengatakan, klaim ketersediaan tempat tidur ICU dan isolasi yang dikatakan DKI Jakarta tidak terbukti ada di lapangan.
Pasalnya, saat ini di lapangan tempat tidur ICU khususnya untuk pasien Covid-19 sudah tidak ada di Jakarta, alias penuh.
"Kenapa data BOR (bed occupancy ratio) DKI masih 80 persen sementara kenyataannya lebih dari 100 persen," kata relawan LaporCovid-19.
LaporCovid-19 juga meminta agar pemerintah bisa jujur dengan ketersediaan ICU pasien Covid-19 di Jakarta dan seluruh daerah lainnya.
Jika memang ada tempat tidur ICU yang dinyatakan masih tersedia, segera diinformasikan tempatnya berada dan kontak yang bisa dihubungi.
Keterbukaan informasi terkait BOR tersebut agar masyarakat tidak bingung harus ke mana ketika memiliki gejala berat saat terpapar Covid-19.
"Kalau hanya disebut data BOR ICU 80 persen, yang 20 persen kosong itu di mana?" kata relawan LaporCovid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.