Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mal Grand Indonesia Gunakan Sketsa Tanpa Izin, Ini Sejarah di Balik Tugu Selamat Datang

Kompas.com - 20/01/2021, 19:22 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat memutuskan Mal Grand Indonesia telah melanggar hak cipta karena menggunakan sketsa Tugu Selamat Datang sebagai logo mal tanpa izin.

PN Jakarta Pusat pun menghukum mal yang didirikan di dekat Bundaran Hotel Indonesia pada 2007 itu dengan membayar ganti rugi sebesar Rp 1 miliar kepada ahli waris Henk Ngantung selaku pemegang hak cipta Tugu Selamat Datang.

Perkara ini berawal dari gugatan yang dilayangkan kepada Grand Indonesia oleh ahli waris Henk Ngantung, yaitu Sena Maya Ngantung, Geniati Heneve Ngantoeng, Kamang Solana, dan Christie Pricilla Ngantung.

Baca juga: Langgar Hak Cipta Tugu Selamat Datang, Grand Indonesia Dihukum Bayar Ganti Rugi Rp 1 Miliar

Gugatan itu dilayangkan pada 30 Juni 2020 dan terdaftar dengan nomor perkara 35/Pdt.Sus-HKI/ Hak Cipta/2020/PN Jkt.Pst.

"Menyatakan bahwa tergugat (Grand Indonesia) telah melanggar hak ekonomi penggugat atas ciptaan sketsa/gambar 'Tugu Selamat Datang' dengan mendaftarkan dan/atau menggunakan logo Grand Indonesia yang menyerupai bentuk sketsa 'Tugu Selamat Datang'," demikian bunyi amar putusan yang dikutip dari situs web resmi PN Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021).

Berikut rangkuman sejarah di balik Tugu Selamat Datang.

Semarak Asian Games IV

Tugu Selamat Datang yang hingga sekarang masih berdiri tegak di Bundaran HI, Jakarta Pusat, digagas oleh Presiden Soekarno.

Kala itu, Soekarno ingin menyemarakkan Asian Games IV di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, yang bakal diselanggarakan pada 1962.

Patung Selamat Datang yang digagas oleh Presiden Soekarno merupakan satu paket dengan Bundaran HI, Hotel Indonesia, dan Kompleks Olah Raga Ikada (Ikatan Atlet Djakarta) yang kini bernama Gelora Bung Karno, Senayan.

Kala itu, Stadion Utama Senayan menjadi stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton.

Dilansir dari situs Jakarta Tourism, Soekarno menggagas pembangunan Tugu Selamat Datang dengan tujuan untuk menyambut tamu dan para atlet yang tiba di Jakarta guna berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

Rancangan desain awal Tugu Selamat Datang kemudian diserahkan kepada Henk Ngantung yang adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu.

Sebelum menjabat sebagai orang nomor dua di DKI Jakarta, Henk Ngantung telah diketahui sebagai seniman andal.

Sementara itu, pelaksana pembuatan Tugu Selamat Datang adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni.

Baca juga: Henk Ngantung, Desainer Tugu Selamat Datang di Bundaran HI yang Jadi Gubernur

Pembuatan

Seperti desain yang dibuat Henk Ngantung, Tugu Selamat Datang terdiri sepasang pria dan wanita yang sedang melambaikan tangan dan membawa buket bunga.

Patung tersebut menghadap ke utara ke arah Bandara Kemayoran, lokasi bandar udara di Jakarta saat itu.

Idenya, Tugu Selamat Datang ingin menyambut setiap orang yang datang ke Jakarta dari belahan bumi manapun.

Menurut buku terbitan Dinas Museum dan Sejarah Pemerintah DKI Jakarta, 1993, berjudul, Monumen dan Patung di Jakarta menyebutkan, berat patung sekitar lima setengah ton, tinggi patung dari kepala sampai kaki lima meter, sedangkan tinggi seluruhnya sampai ujung tangan tujuh meter. Tinggi kaki atau dudukan 10 meter.

Patung tersebut berbahan perunggu, sehingga pembuatannya dilakukan dengan cara dicor.

Tugu Selamat Datang dibuat oleh Tim Pematung Keluarga Arca di bawah pimpinan Edhi Sunarso yang beranggota Trisno, Askabul, Sarpomo, Mohammad Mudjiman, Suardhi, dan Suwandi. Trubus dan Edhi Sunarso menjadi penanggung jawab.

Dilansir dari Harian Kompas edisi 5 Januari 2015, pembuatan patung ini berlangsung dua kali. Pertama dibuat dengan tinggi tubuh patung tujuh meter.

Kemudian, saat Bung Karno meninjau pembuatan patung ini di sanggar Edhi Sunarso di Karangwuni, ia minta agar patung diperkecil. Tinggi tubuh patung menjadi hanya lima meter.

Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Tugu Selamat Datang kemudian diresmikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1962.

Dikutip dari situs Panduan Wisata, Bundaran HI direstorasi oleh PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama dengan penambahan air mancur, desain kolam baru, dan pencahayaan pada 2002.

Sehingga, Tugu Selamat Datang kini tampak lebih semarak dan indah sebagai salah satu landmark yang terletak di lokasi paling strategis dan pusat dari kegiatan metropolitan di DKI Jakarta.

Tugu Selamat Datang dapat dimaknai sebagai sapaan penuh semangat, kegembiraan, dan harapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com