Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 01/02/2021, 14:48 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna, kini dirawat di RSUD Kota Depok setelah terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (30/1/2021) lalu.

Pradi mengaku, mulanya ia hendak isolasi mandiri di rumah. Karena merasa tak nyaman, ia meminta dirawat di RSUD. Namun, Pradi mengaku juga tak bisa langsung mendapatkan kamar isolasi.

"Saat di rumah saya langsung SOP sendiri di kamar, enggak ada yang boleh masuk ke kamar saya. Ternyata demam saya makin parah," kata Pradi kepada wartawan, Senin (1/2/2021).

"Baru dapat kamar (Sabtu) jam 12 malam, karena mendahulukan rakyat dulu. Ternyata saya nunggu juga. Ini bukan menjelekkan (rumah sakit), biar masyarakat jangan (berpikir) negatif dulu," ujar dia.

Baca juga: Positif Covid-19, Wawalkot Depok: Sedikit Flu-Batuk, Lemas, Tidak Sesak

Pradi merasakan demam pada Kamis lalu jelang jadwal vaksinasi Covid-19 tahap kedua dengan jenis vaksin Sinovac. Vaksin itu memang memerlukan dua kali penyuntikan untuk mendapatkan kekebalan tubuh.

Karena mengalami demam, Pradi batal divaksinasi hari itu. Jumat, ia menjalani tes PCR, lalu dikonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu pagi.

"Kalau pagi saya nyatakan dirawat, mungkin sudah ada tempatnya. Tapi karena saya berharap isolasi mandiri, akhirnya malam itu saya baru bisa masuk. Saya menunggu pasien yang bergeser," kata Pradi.

Secara terpisah, Direktur RSUD Kota Depok Devi Maryori mengungkapkan soal antrean yang dialami Pradi.

"Tidak mengantre, tapi menunggu nakes (tenaga kesehatan) yang mau pulang malam itu. Pak Pradi nya tidak mau dirawat awalnya, (mau) isolasi mandiri saja, tapi setelah sore menelepon saya," kata Devi ketika dihubungi Kompas.com.

"Sebenarnya kamar masih ada, tapi yang beramai-ramai sekamar. Kalau mau satu kamar satu (pasien), ada nakes kita yang sedang dirawat, kebetulan malam itu sudah boleh pulang menunggu hasil rontgen," ujarnya.

Devi menambahkan, selama tiga hari belakangan, rujukan pasien Covid-19 ke RSUD Kota Depok sedang melandai.

Baca juga: Positif Covid-19, Wawalkot Depok: Kalau Saya Belum Divaksin, Mungkin Akan Lebih Parah

Selaian itu ada penambahan tempat tidur isolasi secara bertahap, okupansi ruang rawat inap pasien Covid-19 di sana pun diklaim turun dari 95 ke 85 persen.

Positif Covid-19 bukan karena efek vaksinasi

Sebagian pihak mengaitkan kejadian itu dengan fakta bahwa Pradi merupakan orang pertama di Depok yang menerima vaksinasi pada 14 Januari 2021.

Namun, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok memastikan, tak ada kaitan antara infeksi virus SARS-CoV-2 yang diderita Pradi dengan efek vaksinasi.

"Tidak ada kaitannya dengan vaksin," kata juru bicara satgas, Dadang Wihana, melalui keterangan video kepada wartawan kemarin.

"Kami tidak menghubungkan dampak vaksinasi dengan terpaparnya Covid-19 pada Pak Wakil Wali Kota. Yang kami tahu, vaksinasi itu harus dilakukan sebanyak dua kali agar terbentuk antibodi secara maksimal," ujar dia.

Vaksin Sinovac menggunakan metode inactivated virus, artinya untuk memicu sistem kekebalan tubuh, vaksin itu menggunakan partikel virus yang telah dimatikan, bukan virus hidup/aktif.

Seperti yang diungkapkan Dadang, respons kekebalan tubuh yang dipicu vaksin Sinovac  baru akan muncul setelah dua kali penyuntikan dengan rentang dua pekan.

Namun, Pradi kadung demam pada Kamis lalu yang membuatnya tak dapat ikut serta dalam vaksinasi tahap dua.

"Tapi mudah-mudahan antibodinya sudah terbentuk meski belum maksimal, sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat," ujar Dadang.

Pradi sendiri mengakui hal itu. Ia mendorong warganya agar tak takut divaksinasi Covid-19 supaya terhindar dari gejala yang lebih berat.

"Untuk saudaraku, tetap jangan takut untuk divaksin. Saya tidak tahu, kalau saya belum sempat divaksin, mungkin akibatnya akan lebih parah lagi," ungkap Pradi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jadwal Imsakiyah di Bogor Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Jadwal Imsakiyah di Bogor Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Tangerang Selatan Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Jadwal Imsakiyah di Tangerang Selatan Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Tangerang Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Jadwal Imsakiyah di Tangerang Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Depok Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Jadwal Imsakiyah di Depok Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Jakarta Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Jadwal Imsakiyah di Jakarta Hari Ini, Minggu 26 Maret 2023

Megapolitan
Keluarga D Berencana Kembali Laporkan Mario Dandy, Tapi Pakai UU ITE

Keluarga D Berencana Kembali Laporkan Mario Dandy, Tapi Pakai UU ITE

Megapolitan
Tanggal 27 Maret Hari Memperingati Apa?

Tanggal 27 Maret Hari Memperingati Apa?

Megapolitan
Tanggal 26 Maret Hari Memperingati Apa?

Tanggal 26 Maret Hari Memperingati Apa?

Megapolitan
Bakal Hadapi Sidang Tuntutan, AKBP Dody: Tidak Ada yang Saya Tutup-tutupi Saat Persidangan

Bakal Hadapi Sidang Tuntutan, AKBP Dody: Tidak Ada yang Saya Tutup-tutupi Saat Persidangan

Megapolitan
Cerita “Ngabuburit” Warga Jakarta, Nikmati Pemandangan Gedung Pencakar Langit dari Bus Wisata

Cerita “Ngabuburit” Warga Jakarta, Nikmati Pemandangan Gedung Pencakar Langit dari Bus Wisata

Megapolitan
Polisi Gerebek Rumah di Pademangan yang Disulap Jadi Tempat Produksi Miras

Polisi Gerebek Rumah di Pademangan yang Disulap Jadi Tempat Produksi Miras

Megapolitan
“Update” Kondisi Korban Penganiayaan Mario Dandy, Mulai Berlatih Berdiri tapi Kesadaran Belum Pulih

“Update” Kondisi Korban Penganiayaan Mario Dandy, Mulai Berlatih Berdiri tapi Kesadaran Belum Pulih

Megapolitan
Gara-gara Main Gawai Saat Berkendara, Pengemudi Ojek Online di Sunter Tabrak Mobil dan Hampir Terlindas

Gara-gara Main Gawai Saat Berkendara, Pengemudi Ojek Online di Sunter Tabrak Mobil dan Hampir Terlindas

Megapolitan
Momen Penumpang KRL Berhamburan Saat Kereta Mengeluarkan Asap di Stasiun Bojong Gede Bogor…

Momen Penumpang KRL Berhamburan Saat Kereta Mengeluarkan Asap di Stasiun Bojong Gede Bogor…

Megapolitan
Mario Dandy Sebar Video ke Teman D, Keluarga: Narasinya Bangga dan Nantangin

Mario Dandy Sebar Video ke Teman D, Keluarga: Narasinya Bangga dan Nantangin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke