Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Bekasi Imbau 5.000 ASN yang Pernah Terpapar Covid-19 Jadi Donor Plasma Konvalesen

Kompas.com - 10/02/2021, 15:22 WIB
Walda Marison,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengimbau para aparatur sipil negara (ASN) yang pernah terpapar Covid-19 untuk mendonasikan plasma konvalesen.

Menurut pria yang akrab disapa Pepen itu, ada 5.000 ASN yang memenuhi kriteria untuk menjadi donor plasma konvalesen.

"Kan ada 26.000-an yang terindentifikasi terdaftar sebagai terpapar, 5.000 orang yang memenuhi kriteria itu ya kami itu imbau (jadi donor plasma konvalesen)," kata Pepen, Rabu (10/2/2021).

Menurut Pepen, satu orang bisa menyumbangkan plasma sebanyak 600 cc. Jumlah tersebut cukup untuk didonasikan kepada tiga pasien.

Baca juga: Bekasi Barat Jadi Kecamatan dengan Kasus Aktif Covid-19 Terbanyak di Kota Bekasi

Jika 5.000 orang tersebut bersedia mendonasikan plasma konvalesen, maka 15.000 pasien bisa mendapatkan donasi plasma itu.

Namun demikian, tak semua ASN mau mendonasikan plasma darahnya.

"Ada yang memenuhi (persyaratan), tapi enggak mau (jadi donor). Ada yang mau, tapi enggak terpenuhi persyaratannya," kata Pepen.

Masalah lain pun datang dari segi fasilitas. Untuk saat ini, PMI Kota Bekasi hanya memiliki satu alat pengambilan plasma Kovalesen.

Baca juga: Mulai Maret 2021, PMI Kota Bekasi Layani Donor Plasma Konvalesen

Satu alat dianggap kurang karena dalam sekali proses donasi dapat memakan waktu tiga jam.

"Satu orang bisa makan waktu tiga jam, berarti satu hari delapan orang karena 24 jam," ucap Pepen.

Pepen berharap alat tersebut bisa ditambah agar proses donasi plasma konvalesen bisa dilakukan dengan maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com