Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bantuan Logistik untuk Korban Banjir di Kabupaten Bekasi Tertahan Rombongan Presiden

Kompas.com - 25/02/2021, 05:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi korban banjir di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/2/2021). Daerah itu masih terendam banjir hingga sekarang akibat luapan Sungai Citarum.

Namun, kedatangan rombongan Jokowi yang bermaksud meninjau penanggulangan bencana di wilayah itu membuat penyaluran bantuan logistik bagi korban banjir yang digalang relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Bekasi terhambat.

Distribusi logistik oleh relawan ACT terhadang oleh peraturan protokoler pengawalan Presiden.

Baca juga: Jokowi Pastikan Rumah Warga Terdampak Jebolnya Tanggul Citarum Segera Diperbaiki

"Hari ini sebetulnya kami ada 10 truk logistik, tapi tertahan oleh pasukannya Pak Presiden," kata Kepala Cabang ACT Kabupaten Bekasi, Linceu Deviyanti kepada Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

"Kemarin kami itu dipinjamkan perahu Satpol PP. Hari ini kami bawa perahu sendiri tapi terhadang pasukannya Presiden, jadi tidak bisa masuk," lanjut Linceu.

Dia menyebutkan, distribusi logistik sangat penting karena masih banyak warga yang terjebak dan terisolasi di kediaman mereka akibat banjir yang belum surut sepenuhnya sejak tiga hari lalu.

"Kemarin kami cuma punya dua perahu, itu pun sana-sini menjerit minta dievakuasi, padahal mah tidak semuanya tertolong walau kami semaksimal mungkin setiap hari," kata Linceu.

Di dalam rumah-rumah di desa-desa itu, ada warga lanjut usia yang kesulitan untuk bergerak, apalagi mengevakuasi dirinya sendiri. Karena itu, kebutuhan dasar mereka harus diantar langsung.

"Tidak mungkin jalan kaki karena akan terbawa hanyut kita. Jadi mau tidak mau kami kasih logistik ke dalam," ujar Linceu.

"Kemarin saja ada yang stroke, kan tidak bisa ke mana-mana. Ada yang kakek-kakek, diam saja di dalam, kebayang nggak kalau kita nggak datang? Sampai mereka bilang belum ada bantuan selain dari ACT, karena mungkin yang lain nggak sampai ke dalam, tidak sampai ke yang tidak terjangkau," kata dia.

Baca juga: Tinjau Jebolnya Tanggul Citarum, Jokowi Targetkan Pembenahan Rampung 2 Hari Lagi

ACT Kabupaten Bekasi tidak hanya menyiapkan 10 truk berisi logistik tetapi juga food truck, dan truk air. Mereka juga telah menyiapkan ratusan nasi boks siap santap bagi para korban banjir yang terisolasi dan kelaparan.

Nasi boks dibagikan di jalan

Ia mengatakan, sejak sekitar pukul 09.00 WIB rombongan sudah tertahan. Jelang pukul 16.00, mereka memutuskan balik kanan karena tetap belum dapat tembus ke lokasi yang dituju.

Distribusi logistik pada malam hari di tengah situasi banjir dianggap berisiko.

Akhirnya, nasi-nasi siap santap itu dibagikan untuk warga yang bermukim tak jauh dari lokasi rombongan tertahan protokoler.

"Tadi kami bawa 500 boks. Itu nasi akhirnya dibagikan di jalan sama kami. Mau gimana?" kata Linceu.

"Saya bilang begini ke teman-teman, 'turun semuanya, bagikan sekarang juga'. Karena nasi itu takutnya mubazir kalau menunggu pasukan Presiden, takutnya enggak kemakan," lanjutnya.

Rencananya, sebagai ganti, selama tiga hari ini ACT Kabupaten Bekasi akan memasak langsung di lokasi banjir. Ini supaya distribusi makanan untuk para korban dapat lebih cepat dilakukan.

Baca juga: Pakai Helikopter, Kepala BNPB, Menko PMK, dan Menteri PUPR Tinjau Lokasi Jebolnya Tanggul Sungai Citarum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com