Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Antibodi Covid-19 Tinggi, Bima Arya Gagal Disuntik Vaksin

Kompas.com - 02/03/2021, 11:43 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto kembali gagal mendapat vaksin Covid-19 pada vaksinasi tahap kedua yang berlangsung di Gedung Puri Begawan, Senin (1/3/2021).

Bima Arya dinyatakan memiliki titer antibodi Covid-19 atau tingkat imunitas yang masih tinggi, yakni di angka 197,9, meski sudah satu tahun menjadi penyintas Covid-19.

Bima pun disarankan oleh tim dokter untuk menunda vaksinasi.

"Saya cek darah secara keseluruhan, kemudian didapat bahwa salah satu yang dicek adalah tingkat imunitas atau antibodi saya. Dicek secara kuantitatif, antibodi saya menunjukkan angkanya 197,9. Ini titer, angkanya 197,9," ucap Bima.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2 di Kota Bogor Dimulai Hari Ini, Ojol hingga Wartawan Jadi Prioritas

Bima mengaku sedikit heran dengan kondisi tubuhnya karena sudah satu tahun menjadi penyintas Covid-19, tetapi titer antibodinya masih tinggi.

Ia menduga, kemungkinan ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu dapat terjadi.

Pertama, kondisi tubuhnya masih bagus. Sebab, kata Bima, banyak orang yang tiga bulan setelah terinfeksi SARS-CoV-2 sudah hilang atau turun antibodinya.

Hal itu karena setiap orang memiliki kondisi dan antibodi yang berbeda-beda.

Kedua, kemungkinan tanpa diketahui dirinya pernah reinfeksi.

"Saya pun mendiskusikan angka ini kepada dokter spesialis dan saya juga sudah komunikasi langsung kepada Pak Menteri Kesehatan dan semuanya menyarankan kepada saya, karena titer ini masih tinggi, jadi belum diperlukan vaksin," kata Bima.

Bima akan kembali memeriksakan kadar antibodinya tiga bulan ke depan. Apabila antibodinya turun, dia baru bisa diberikan vaksin Covid-19.

Baca juga: Kota Bogor Dapat 69.570 Vaksin Covid-19 Tahap 2 untuk ASN hingga Wartawan

Dia kemudian ingin memberikan edukasi kepada seluruh penyintas Covid-19 yang mengetahui angka imun di tubuhnya masih tinggi untuk menunda vaksin dan jatahnya bisa diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan.

"Fungsi vaksin itu memberikan antibodi. Saat ini antibodi saya masih bagus, di atas rata-rata, sehingga mubazir bila diberikan vaksin. Tidak ada efek apa-apa," sebutnya.

Oleh karena itu, Bima memilih untuk memberikan jatah vaksinnya kepada seorang pengatur lalu lintas jalanan bernama Mahfud.

"Nah saya kan ada jatah vaksin, karena tidak perlu jadi saya berikan kepada yang membutuhkan. Kebetulan jatah vaksin ini saya berikan kepada Kang Mahfud seorang pengatur lalu lintas di jalanan," tutur Bima.

Sebelumnya, pada pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap pertama, Bima Arya gagal mendapat suntik vaksin karena berstatus penyintas Covid-19. Saat itu, penyintas Covid-19 belum diperbolehkan divaksinasi.

Posisinya kala itu digantikan oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com