Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Pinggir Rel Manggarai, Berjuang Hanya untuk Makan, Anak Putus Sekolah

Kompas.com - 15/03/2021, 11:15 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 benar-benar menggilas kehidupan Keluarga Waluyo (41).

Penghasilan tak menentu. Pendidikan anak terpaksa tumbang karena pandemi Covid-19.

Waluyo beserta istri dan empat anaknya tinggal di pinggir bekas rel Manggarai-Jatinegara, tepatnya di Jalan Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan.

Hidup di Ibu Kota memang harus siap fisik dan mental.

Namun urusan perut benar-benar harus yang pertama. Bahkan, harus mengalahkan pendidikan.

Baca juga: Dampak Rumah Warga di Ciledug Ditutup Tembok, Bocah Harus Memanjat hingga Kehilangan Anggota Fitness Center

Waluyo adalah bapak dari empat anak. Ia dan keluarganya tinggal di bedeng reot yang jauh dari kata nyaman.

Untuk makan keluarganya, ia terpaksa menjual satu-satunya ponsel yang dimiliki.

“Handphone dulu Samsung J2 sudah dijual Rp 400.000. Yah dijual buat makan dan pas-pasan,” ujar Waluyo yang mengaku hanya lulusan Sekolah Rakyat.

Alhasil, anak sulungnya, Putra (11) tak lagi bersekolah. Tak bisa belajar virtual karena handphone Waluyo sudah dijual.

Bagi Waluyo, makan jauh lebih penting saat itu. Apalagi adik-adik Putra saat itu masih harus minum susu.

“Ya, sekolah berhenti dulu,” ujar Waluyo saat bercerita di pinggir rel.

Putra duduk di bangku sekolah kelas 6. Hingga kini, Putra belum bersekolah lagi.

Pihak sekolah belum tahu keberadaan Putra.

“Belum tahu sih, kalau tahu sih ke sini gurunya. Kan belum kasih tahu tempatnya digusur,” kata Waluyo sambil memeluk anak bontotnya, Galih (2).

Baca juga: Akses Rumah Warga di Ciledug Ditutup Dinding, Camat Ciledug: Tanah Itu Milik Pemkot Tangerang

Ia tak bisa berkata banyak tentang urusan pendidikan. Waluyo hanya pekerja serabutan.

Karena tinggal di pinggir rel, tidak ada aliran listrik di tempat tinggalnya. Setiap malam keluarganya bergantung kepada cahaya lilin.

Ia hanya berharap orang-orang seperti dirinya diperhatikan oleh pemerintah. Waluyo pun takut dengan Covid-19, tetapi ia hanya bisa berserah diri.

“Lilahitaala aja kalau urusan Covid-19,” ujar Waluyo sambil mengisap rokok dalam-dalam.

Bantuan sosial tak ia dapatkan karena ia ber-KTP Jawa. Uluran tangan hanya hadir di awal-awal pandemi Covid-19.

“Paling (bantuan) dari itu doang, orang-orang dari panti, yayasan. Dulu doang. Dulu sering pokoknya. Seminggu bisa tiga kali tapi sekarang sudah ngga ada,” ujar Waluyo.

Waluyo terbata-bata ketika memikirkan harapannya kepada pemerintah. Pria berambut gondrong tersebut hanya tertawa.

Ia mengaku lebih takut urusan kesehatan keluarganya daripada pendidikan anak. Jika anaknya sakit, Waluyo mengaku kebingungan.

“Ya pengen sih ada jaminan kesehatan ya. Namanya (urusan) kesehatan ya pingin,” kata Waluyo.

Sore itu, harapan Waluyo agar anaknya bisa bersekolah tetap bersinar. Tanpa pendidikan pun, hidup Waluyo akan terus bergerak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com