Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membunuh karena Benci Perempuan, Rian Si Pembunuh Berantai di Bogor Jalani Pemeriksaan Kejiwaan

Kompas.com - 15/03/2021, 19:54 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Bogor Kota tengah memeriksa kejiwaan Rian (21), pelaku pembunuhan berantai terhadap dua orang wanita berinisial DS (18) dan EL (23) di Bogor, Jawa Barat.

Pemeriksaan terhadap Rian dilakukan untuk mencocokkan pernyataan pelaku sebelumnya yang menyatakan dirinya membunuh karena alasan membenci wanita.

Pernyataan tersebut sempat diakui oleh Rian dalam sebuah video penangkapan yang beredar di media sosial.

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pernyataan tersebut perlu dipastikan kembali kebenarannya.

Sebab, keterangan ini tidak muncul saat Rian diperiksa pertama kali oleh penyidik.

Baca juga: Pembunuh Berantai di Bogor Mengaku Sempat Takut, lalu Ada Keberanian Tak Tertahan untuk Ulangi Aksi

Susatyo menjelaskan, kebencian terhadap wanita yang dimaksud Rian itu ditujukan kepada korban pertamanya, yaitu DS (18).

Kata Susatyo, ada perkataan dari korban pertama yang menyinggung sehingga pelaku membunuhnya.

"Terkait keterangan tersangka di awal penangkapan bahwa dia membenci wanita tentunya kami akan dalami lagi," kata Susatyo, Senin (15/3/2021).

"Yang dimaksud dengan membenci wanita adalah terhadap korban yang pertama. Ada ucapan dari korban yang pertama ketika mereka selesai berkencan, yang mungkun memicu pelaku melakukan penganiayaan hingga tewas," sebutnya.

Susatyo menuturkan, dari keterangan yang disampaikan kepada penyidik, pelaku mengaku sempat ketakutan usai membunuh korban pertama.

Baca juga: Polisi Dalami Masa Lalu Rian Si Pembunuh Berantai di Bogor

Namun, lanjut Susatyo, selang satu minggu kemudian, muncul hasrat dari pelaku untuk kembali melakukan kejahatan serupa.

"Ada beberapa keterangan bahwa ia mengaku awalnya panik, takut, tapi setelah satu minggu timbul keberanian lagi yang dia tidak bisa tahan," imbuh Susatyo.

"Sampai akhirnya dia berjanjian lagi terhadap korban kedua, kemudian melakukan kekerasan. Begitu kurang lebih," sambungnya.

Ia menyampaikan, polisi juga telah mengirim sampel DNA pelaku ke laboratorium forensik untuk disesuaikan dengan barang bukti yang ada.

Baca juga: Bunuh 2 Teman Kencan dalam 2 Pekan, Rian: Saya Benci Perempuan

Polisi juga mendalami masa lalu pelaku, terutama perilakunya terhadap teman-teman wanita dan keluarganya.

Sebab, tidak menutup kemungkinan ada latar belakang masa lalu pelaku yang mendorong untuk melakukan pembunuhan.

"Kami berusaha mengonstruksi bagaimana masa lalu pelaku ini. Hubungan pertemanannya dengan teman-teman wanita dan keluarganya sehingga kami bisa menampilkan profil agresivitas dari pelaku melakukan pembunuhan ini," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com