JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah sampah dari DKI Jakarta yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mengalami peningkatan setiap tahun.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin memerinci, pada tahun 2014 jumlah sampah yang dikirimkan sebanyak 5.665 ton per hari. Lalu pada tahun 2015, jumlahnya meningkat sebanyak 6.419 ton per hari.
Pada tahun 2016, sampah yang dikirimkan menjadi 6.562 ton perhari, pada 2017 sebanyak 6.875 ton per hari, pada 2018 sebanyak 7.453 ton per hari, pada 2019 sebanyak 7.702 ton perhari, dan pada 2020 sebanyak 7.424 ton per hari.
Baca juga: Kolong Tol Wiyoto Wiyono Penuh Sampah Lagi, Lurah: Bandel Warganya
Syaripudin mengatakan, sampah yang dikirim ke lokasi tersebut didominasi sisa makanan dengan persentase 53 persen, plastik sebanyak 9 persen, reside sebanyak 8 persen, kertas sebanyak 7 persen, dan lain-lain.
Dengan kondisi ini, Syaripudin mengatakan, penuntasan masalah sampah tidak dapat dilakukan hanya dari unsur pemerintah saja. Tentu dibutuhkan upaya masyarakat, mulai dari pemilahan dan pengurangan sampah rumah tangga.
"Karena sejatinya sampah rumah tanggga juga bisa didaur ulang, seperti sampah kompos, untuk nantinya mampu mengurangi volume sampah yang dihasilkan secara keseluruhan di Jakarta," ucap Syaripudin seperti dikutip dari Antara, Minggu (21/3/2021).
Guna mengurangi masalah sampah di Ibu Kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mengurangi sampah di Ibu Kota dengan membangun empat Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di dalam kota atau Intermediate Treatmen Facility (ITF).
Menurut Syaripudin, keberadaan fasilitas tersebut mampu meminimalisasi ketergantungan daerah terhadap TPS Bantar Gebang.
"Pengolahan dan pemanfaatan sampah di berbagai wilayah tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi atas volume sampah di TPST Bantar Gebang. Selain itu, proyek ini juga mampu menjadi salah satu upaya untuk memanfaatkan sampah menjadi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat," tutur Syaripudin.
Baca juga: Rumah Kosong di Kebon Jeruk Dibongkar Maling, Tiga Tukang Ditangkap Polisi
Syaripudin menuturkan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dilibatkan dalam pembangunan tersebut, yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.