Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Air Sedunia, Anies Baswedan Sebut Kerusakan Alam Diakibatkan oleh Masyarakat Perkotaan

Kompas.com - 22/03/2021, 18:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kerusakan-kerusakan alam banyak disebabkan oleh manusia. Hal itu disampaikan saat berkunjung ke Taman Gintung, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan dalam rangka peringatan Hari Air Sedunia pada Senin (22/3/2021) pagi.

“Sekarang dalam kondisi perubahan alam yang luar biasa besar. Kerusakan yang diakibatkan oleh kita umat manusia,” ujar Anies dalam sambutannya.

Dia mengatakan, kerusakan-kerusakan alam khususnya dihasilkan dari kontribusi manusia yang tinggal di perkotaan.

Baca juga: Hari Air Sedunia: Sejarah, Tema, dan Masalah Air Selama Pandemi

“Sekarang kita harus secara serius mencari cara untuk bisa mengambil hikmah dari febomena alam lalu kita menyesuaikan dengan kehidupan keseharian alam itu,” ujar dia.

Anies menyebutkan, saat ini manusia hidup di era yang selalu bisa menaklukkan alam dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ia mengatakan, manusia saat ini harus menyesuaikan dengan alam.

“Dahulu inovasi dilakuakan sehingga kita bertahan hidup dan ini yanh membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lain. Karena kita bisa membuat terobosan-terobosan,” tambah Anies.

Baca juga: Hari Air Sedunia 2020: Air dan Perubahan Iklim

Hari Air Sedunia selalu diperingati setiap tanggal 22 Maret.

Hari Air Sedunia diperingati setiap tahun pada 22 Maret sebagai bentuk kesadaran dan upaya mencegah krisis air global di masa depan.

Seperti kita ketahui, manusia tidak bisa hidup tanpa air. Demikian pula mahluk hidup lainnya di muka bumi, seperti tumbuhan dan hewan.

Sejarah Hari Air Sedunia

Sekitar 2,2 miliar manusia yang hidup di bumi, butuh akses terhadap air bersih yang cukup.

Akan tetapi, air semakin berada di bawah ancaman ekstrim akibat pertumbuhan populasi, meningkatnya permintaan pertanian dan industri, dan memburuknya dampak perubahan iklim.

Dilansir dari laman resmi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), ide Hari Air ini dimulai pada 1992, saat Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro berlangsung.

Pada tahun yang sama, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi yang menyatakan tanggal 22 Maret setiap tahun sebagai Hari Air Sedunia.

Peringatan pertamanya pun dilakukan setahun berikutnya, yaitu pada 1993 dan terus dirayakan hingga hari ini.

Kepedulian terhadap masalah air ini terus berkembang dalam kegiatan lainnya, seperti Tahun Kerja Sama Internasional di Bidang Air pada 2013 dan Dekade Aksi Internasional tentang Air untuk Pembangunan Berkelanjutan yang dimulai pada 2018 sampai 2028 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com