Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Kembalikan Uang DP Lahan Munjul Rp 217 Miliar, Ini Kata Plt Dirut Sarana Jaya

Kompas.com - 31/03/2021, 16:43 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Indra Sukmono mengaku masih berusaha mengembalikan uang down payment (DP) pembelian lahan di Munjul, Pondok Ranggon, Jakarta Timur Pemprov DKI Jakarta.

"Tadi juga kami jelaskan bahwa kami masih berusaha mengoptimalkan seoptimal mungkin untuk pengembalian itu," kata Indra saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Uang senilai Rp 217 miliar untuk DP pengadaan lahan di Munjul, Pondok Ranggon, Jakarta Utara diketahui sudah disetor ke makelar tanah PT Andonara.

Baca juga: Pimpinan Komisi B DPRD DKI Desak Sarana Jaya Kembalikan Uang Rp 217 Miliar untuk Pengadaan Tanah di Munjul

Namun, PT Andonara dengan pemilik Anja Runtuwene, ternyata hanya makelar tanah dan membayar tanah kepada pemilik tanah Kongregasi Suster Carolus Borromeus sebesar Rp 10 miliar, sehingga pembelian tanah dibatalkan oleh pemilik tanah.

Kini, uang yang sudah terlanjut disetor Pemprov DKI lewat Perumda Pembangunan Sarana Jaya tersebut tak tahu ada di mana.

Indra mengatakan, saat ini Perumda Sarana Jaya terus berusaha untuk meminta kembali uang yang sudah disetor.

Baca juga: Pimpinan Komisi B DPRD: Lahan Berperkara di Munjul Tidak Disertai Status Peruntukan

"Tapi memang ini masih berproses, jadi belum bisa saya sampaikan dan masih jadi konsen kami juga," kata Indra.

Indra menyebut Perumda Sarana Jaya sedang mengikuti proses hukum yang sedang berjalan dari kasus pengadaan lahan tersebut.

Dia meminta agar semua pihak bisa bersabar dan menghormati proses hukum yang sedang dijalani oleh Perumda Sarana Jaya sehingga bisa mengembalikan uang yang sudah terlanjur disetor.

"Kita tunggu saja seperti apa," kata Indra.

Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta dengan tegas agar Perumda Pembangunan Sarana Jaya berusaha mengembalikan uang yang sudah keluar untuk pengadaan lahan yang kini bermasalah di Munjul, Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

"Kami ingin uang itu kembali karena ini kerugian negara," kata Aziz.

Aziz mengatakan, Pemda DKI Jakarta sudah memberikan anggaran melalui Penanaman Modal Daerah (PMD) kepada Perumda Pembangunan Sarana Jaya sebesar Rp 217 miliar untuk pembelian lahan.

Namun, belum juga lahan terbayar, kasus korupsi tercium oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan uang yang sudah diberikan Pemprov DKI ke Sarana Jaya berpotensi menjadi kerugian negara.

Pembelian lahan oleh Perumda Sarana Jaya di Munjul, Pondok Ranggon, Jakarta Timur diduga bermasalah dan membelit nama Direktur Utama Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoang.

Yoory ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada Jumat (5/3/2021) atas kasus pembelian tanah yang kini masih didalami oleh KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com