JAKARTA, KOMPAS.com - Darurat hunian sudah menjadi persoalan laten di Jakarta. Pertumbuhan penduduk dan tingginya urbanisasi membuat kebutuhan akan rumah di Ibu Kota tak terbendung.
Data lima tahunan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat, Jakarta kekurangan sebanyak 1,2 juta unit hunian (backlog), seperti dikutip Jakarta Property Institute.
Angka ini baru berdasarkan jumlah rumah tangga ber-KTP Jakarta, belum termasuk jumlah pendatang yang tidak ber-KTP Jakarta dan tinggal di Ibu Kota.
Dengan demikian, jumlah backlog kemungkinan lebih besar lagi.
Keterbatasan lahan menambah pelik upaya pemenuhan hunian warga di Ibu Kota. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut?
Baca juga: Harga Rumah di Jakarta Lebih Mahal daripada di New York, Mengapa?
Menurut Jakarta Property Institute, pembangunan hunian vertikal menjadi opsi bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk "merumahkan warganya".
Sebab, pembangunan secara vertikal menyelesaikan secara sekaligus dua permasalahan menahun yang dialami Jakarta, yakni kekurangan hunian dan keterbatasan lahan.
"Karena lahan di Jakarta terbatas (baca: mahal), maka lahan yang sudah ada harus ditingkatkan kepadatannya," tulis Jakarta Property Institute dalam website-nya, jpi.or.id.
"Kalau tidak, tingginya harga lahan hanya akan membuat harga hunian sangat mahal dan tidak terjangkau".
Baca juga: Peliknya Program Rumah DP Rp 0, Sepi Peminat hingga Alami Kendala Penjualan
Pemanfaatan lahan milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), seperti pasar, dapat meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan lahan di pusat Ibu Kota, tulis Jakarta Property Institute.
Hunian vertikal bisa dibangun di lahan pasar. Dengan demikian, bagian bawah bangunan difungsikan sebagai pasar dan bagian atasnya dikembangkan sebagai hunian.
"Fungsi pasar bisa didukung oleh kehadiran para penghuni dan hunian pun bisa dihidupi oleh keberadaan pasar".
Ide pengembangan pasar ini sudah terwujud di Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
Kompleks hunian tersebut kini bahkan sudah terintegrasi dengan halte Transjakarta Pasar Rumput.
Tak hanya itu, dalam radius sekitar satu kilometer dari rumah susun Pasar Rumput terdapat Stasiun Manggarai.
"Ke depannya, bukan tidak mungkin kalau rusun murah juga dibangun di atas lahan-lahan BUMD lain seperti terminal," ujar Jakarta Property Institute.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.