JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarawan sekaligus pendiri Komunitas Historia, Asep Kambali meminta pemerintah bisa menyelamatkan rumah kediaman Menteri Luar Negeri RI pertama Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Ia kecewa dan khawatir aset sejarah bangsa akan dijual dan kemudian berubah bentuk.
“Yang pasti memprihatinkan karena aset bangsa dijual. Uang Rp200 miliar itu besar tapi saya yakin buat bangsa itu bisa diprioritaskan ya,” ujar Asep saat dihubungi, Selasa (14/4/2021) malam.
Menurut Asep, negara seharusnya menyelamatkan dan menjaga sejarah bangsa. Ia menyayangkan jika rumah bersejarah tersebut dijual dan kemudian berubah bentuk.
Baca juga: Ketika Achmad Soebardjo Memilih Tidur Saat Teks Proklamasi yang Ia Rancang Dibacakan
“Jadi yang pasti langkah pemerintah justru sebagai stakeholder yang punya palu, pemerintah yang bisa menyelamatkan. Keberlangsung kehidupan, perubahan masa depan ditentukan oleh palu pemerintah,” kata Asep.
Sebelumnya, Rumah di kawasan Cikini Raya, Jakarta Pusat tiba-tiba menjadi perbincangan publik.
Rumah itu merupakan Kediaman Menteri Luar Negeri RI pertama Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
Bangunan dengan gaya rumah tua ini menjadi buah bibir setelah muncul di iklan penjualan rumah.
Selain itu, harga jual yang diunggah di akun Instagram tersebut senilai Rp 200 miliar juga tidak akurat.
Baca juga: Rumah Menlu Pertama RI Achmad Soebardjo Dijual Rp 400 M, Sudah Ada yang Menawar
"Sebenarnya yang diiklankan nggak terlalu akurat. Dilihat dari tanahnya berbeda. Di situ dikatakan 2916, sedangkan kita pegang data lebih gede," kata Syahbudi, salah satu cucu Achmad Soebardjo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.