JAKARTA, KOMPAS.com - Pecatur putri Indonesia, Irene Kharisma Sukandar menjadi sosok perempuan yang meraih kesuksesan dalam bidang olahraga catur.
Ia merupakan pecatur Indonesia pertama yang menyandang gelar Grand Master Nasional Wanita Indonesia pada 2008 lalu.
Meski telah menggeluti dunia catur sejak usia 7 tahun, Irene mengaku tidak pernah melupakan pendidikan.
Saat telewicara dengan Kompas.com pada Rabu (20/4/2021), Irene bercerita kedua orangtuanya tetap mendukung pendidikan sekaligus bakatnya di dunia olahraga.
Baca juga: Perjalanan Irene Sukandar Menjadi Grand Master Indonesia, Bermula dari Ambisi Kalahkan Sang Kakak
"Jadi pada dasarnya orangtua memang mengedepankan pendidikan tapi memang pendidikan ini kan tidak hanya didapat di sekolah, tapi pendidikan formal tetap dilakukan," kata Irene.
Sejak kecil, Irene dan kakak laki-lakinya, Kaisar Junior Hakiki sudah dikenalkan dengan berbagai macam olahraga oleh ayah mereka yang adalah seorang atlet.
Irene pun terpincut dengan permainan catur dan menemukan bakatnya di sana.
Saat masih sekolah, Irene mengaku kerap absen karena harus berlatih dan mengikuti pertandingan catur.
Baca juga: Peringkat Catur Dunia - Irene Sukandar Masuk 100 Besar Pecatur Wanita Terbaik
Namun, kedua orangtuanya tetap mengingatkan Irene untuk tidak meninggalkan pendidikannya.
"Kami sering cuti sekolah karena banyak latihan atau turnamen-turnamen, ini umum terjadi di dunia atlet, tapi memang dari kecil edukasi itu salah satu hal yang penting, jadi enggak pernah kami tinggalkan," ucap Irene.
Oleh sebab itu, Irene terus mengejar pendidikan dan berhasil menyelesaikan S2 di Amerika Serikat.
"Itu kenapa walaupun sampai sekarang saya menjadi pecatur profesional saya tetap mengedepankan akademik. Akhirnya puji Tuhan bisa S2, dan itu juga beasiswa di Amerika Serikat," tutur perempuan kelahiran 7 April 1992 itu.
Baca juga: WGM Irene Sukandar Menang 3-0 atas Dewa Kipas Dadang Subur
Selain sebuah pembuktian untuk dirinya sendiri, Irene juga ingin memberi inspirasi kepada atlet lain untuk tetap bisa berhasil di bidang pendidikan.
Menurut Irene, sebagai atlet dia perlu mempersiapkan masa depannya dengan sebaik mungkin, salah satunya dengan pendidikan.
"Bahwa memang menjadi atlet itu suatu kehormatan karena kita membela negara, tetapi juga tidak kita sangkal (persoalannya) kesejahteraan atlet, kalau kita sudah pensiun itu belum terlalu terjamin di era ini," ucap Irene.
"Maka dari itu kita harus mempersiapkan diri di hari tua, apa yang bisa kita lakukan setelah masa produktif prestasi kita menurun, atau bahkan tidak bisa main lagi salah satunya lewat jalur pendidikan," lanjutnya.
Irene tak hanya menjadi sosok perempuan yang sukses di bidang olahraga catur, tapi ia juga ingin membuktikan bahwa sebagai atlet ia sangat peduli dengan pendidikan.
"Ini yang saya juga mau buktikan ke khalayak ramai kalau seorang atlet itu juga bisa menjadi seorang akademisi jadi inilah maksud saya bukan hanya omong aja tapi bukti nyata yang terjadi di diri saya sendiri," ujar Irene.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.