TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Budayawan sekaligus sastrawan Radhar Pancar Dahana menurut rencana akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Jumat (23/4/2021).
Hal tersebut diungkapkan oleh Ratih, adik kandung Radhar Panca Dahana, saat ditemui di rumah duka di Jalan Vila Pamulang Blok CF 3 Nomor 3, Tangerang Selatan."
"Keluarga rencananya akan memakamkan almarhum di TPU Tanah Kusir," ujar Ratih, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: Budayawan Radhar Panca Dahana Meninggal Dunia
Menurut Ratih, jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka ke TPU Tanah Kusir setelah ibadah shalat jumat sekitar pukul 12.30 WIB.
Hal tersebut dipertimbangkan karena menunggu kedatangan pihak keluarga besar dan kerabat Radhar ke rumah duka.
"Besok bada dzuhur setelah shalat jumat," jelas Ratih.
Adapun saat ini jenazah Radhar sudah berada di rumah duka.
Tampak keluarga dan kerabat berkumpul di ruang tengah rumah duka dan membacakan doa untuk almarhum Radhar.
Baca juga: Radhar Panca Dahana Bertahun-tahun Berjuang Lawan Gagal Ginjal, Seminggu 3 Kali Cuci Darah
Hingga malam ini, sejumlah kerabat dan rekan sejawat Radhar masih terus berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa.
Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada Kamis malam. Dia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat sekitar pukul 20.30 WIB.
Radhar meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung saat akan menjalani cuci darah di RSCM.
"Jam 19.00 WIB itu dia kasih tahu dia (Radhar) katanya kritis. Sebelumnya jam 19.00 WIB itu kena serangan jantung. Terus masih diusahakan, tetapi ternyata meninggal dunia," ujar Ratih.
Baca juga: Budayawan Radhar Panca Dahana Meninggal Dunia akibat Serangan Jantung
Menurut Ratih, kakak kandungnya memang telah bertahun-tahun rutin menjalani cuci darah karena penyakit gagal ginjal yang dideritanya.
Meski begitu, Ratih menyebutkan bahwa Radhar tak pernah mengeluh dan masih tetap beraktivitas sekaligus mencari nafkah untuk keluarganya.
"Sudah lama dia itu, sudah 21 tahun cuci darah, badannya juga sudah ringkih, sudah lemah jadi banyak komplikasi," kata Ratih.
"Seminggu dia tiga kali cuci darah, tapi dia masih tetap mencari nafkah, masih menanggung keluarganya, masih aktif," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.